TEMPO.CO, Jakarta - Polisi keamanan pos jaga Somalia menembak mati seorang jurnalis televisi karena dianggap tak patuh atas perintah mereka. Kabar tersebut dilaporkan oleh Garowe Online
"Ini pembunuhan pertama terhadap seorang junalis pada 2018 oleh pemerintah yang sedang bertempur melawan korupsi," tulis Middle East Monitor, Jumat 27 Juli 2018.
Baca: Dukung Pembantaian al-Shabab, Jurnalis Somalia Dihukum Mati
Warga mengevakuasi ledakan bom di Mogadishu, Somalia, 22 Maret 2018. AP Photo/Farah Abdi Warsameh
Abdirisaq Qasim Iman, seorang jurnalis yang bekerja untuk televisi bermarkas di London, Somali Broadcasting Services, SBS, tewas ditembak oleh polisi di pos penjagaan dekat Taman Perdamaian di distrik Kota Hamar Jajab.
Insiden penembakan itu berlangsung pada sekitar pukul 16.00 waktu setempat itu. Menurut sejumlah saksi mata, kejadiannya bermula ketika polisi pos penjagaan memerintahkan becak yang ditumpangi Iman mengambil rute lain. "Saat itu, Iman sedang membawa perlengkapan relevisi termasuk kamera," kata saksi mata.
Saksi menambahkan, Iman menolak putar ruter dan terjadi adu argumentasi dengan polisi pos penjagaan. Saksi lain mengatakan, "Ada dua tembakan diarahkan ke kepala Iman, dia tewas beberapa menit kemudian."Marinir Amerika Serikat di Somalia. [Expert Infantry/Flickr]
Peristiwa ini mendapatkan tanggapan keras dari Omar Faruk Osman, Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Jurnalis Somalia, NUSIJ. Menurutnya, pembunuhan ini mengejutkan dan meminta kepada pemerintah Somalia memprioritaskan membawa insiden ini ke pengadilan.
Baca: Liput Pemerkosaan, Jurnalis Somalia Ditangkap
"Jurnalis membutuhkan keadilan, tidak lebih dan tidak kurang. Pembunuhan Iman tidak boleh untuk memperpanjang daftar pembunuhan terhadap jurnalis yang tidak dihukum," kata Osman.
Somalia menempati rangking nomor satu negara terburuk dalam menangani korupsi sebagaimana laporan CPI 2017.