TEMPO.CO, Jakarta - Iran mengalokasikan dana sebesar US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21,7 triliun (kurs Rp 14.484 per dolar Amerika Serikat) untuk membuka lapangan kerja di desa dan kawasan perkampungan. Keterangan tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden Iran Urusan Ekonomi, Mohammad Nahavandian, kepada media.
Baca: Iran Ingin Investasi di Indonesia
Para pekerja Iran di sebuah pabrik. [https://negaam.news]
"Kebijakan ini datang setelah Iran dihadapkan pada unjuk rasa yang kian meningkat dalam waktu dua bulan ini," tulis Middle East Monitor, Selasa 23 April 2018.
Menurut laporan kantor berita Iran, IRNA, Nahavandian memfokuskan pembukaan lapangan kerja di pedesaan dan perkampungan dengan alasan untuk menurunkan tingkat pengangguran.
Data resmi yang dimiliki pemerintah menyebutkan, angka pengangguran di Iran rata-rata mencapai 22 persen. Sementara organisasi nonpemerintah mengatakan angka lebih tinggi dari data milik pemerintah.
Baca: Unjuk Rasa di Iran Tewaskan Dua Orang
Pekerja Iran di sebuah pabrik. [https://negaam.news]
Nahavandian mengatakan, saat ini, Iran membutuhkan dana sebesar US$ 95,2 miliar atau Rp 1.379 triliun (kurs Rp 14.484 per dolar Amerika Serikat). Dana sebesar itu, jelas Nahavandia, untuk menyelesaikan sejumlah proyek yang masih mangkrak di Iran, selain demi mengatasi pengangguran.