TEMPO.CO, Jakarta - Iran ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Iran urusan perempuan dan keluarga, Masoumeh Ebtekar, yang sangat ingin membahas secara mendalam peluang Iran untuk berinvestasi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, hubungan ekonomi Iran-Indonesia berjalan mulus.
Baca: Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran
Presiden Jokowi (kiri) disaksikan Imam Besar Al Azhar, Ahmad Muhammad Ath-Thayeb (kiri), memberikan sambutan ketika pembukaan KTT tentang Wasathiyah Islam di Istana Bogor, 1 Mei 2018. KTT yang dihadiri sekitar seratus ulama dan cendekiawan muslim dunia. ANTARA/Wahyu Putro A
Ebtekar, yang ditemui disela-sela acara forum 'high level consultation of world muslim scholars on wasatyyat Islam' di Bogor, Jawa Barat, Selasa, 1 Mei 2018, mengatakan Iran telah membuat langkah untuk kerja sama dengan Indonesia di beberapa bidang. Diantaranya kerja sama bidang energi, pariwisata, perdagangan dan kerja sama bidang sosial, budaya, serta pertukaran ilmuwan.
Baca: KBRI di Iran Imbau WNI Hindari Lokasi Unjuk Rasa
“Kedua negara juga saling bertukar pemikiran mengenai perempuan, bagaiamana saling mengkaji pengalaman-pengalaman perempuan Iran dan perempuan Indonesia, bagaimana kita bisa belajar dari satu sama lain, dan bagaimana kita sama-sama meningkatkan kondisi ekonomi, sosial terhadap perempuan,” kata Ebtekar.
Selain kerja sama bidang ekonomi, sosial dan budaya, Ebtekar juga mengingatkan pentingnya kedua negara membangun kerja sama dalam menegakkan wasatiyyat islam untuk memencegah adanya kekerasan ekstrimisme. Saat ini, pemerintah Iran telah berinisiatif agar semua negara melawan ekstrimisme sehingga bisa tercapai perdamaian, khususnya di negara negara Islam.
Sebelumnya pada Selasa pagi, 1 Mei 2018, Presiden Joko Widodo secara resmi menerima kunjungan Wakil Presiden Iran. Dalam pembicaraan bilateral tersebut, Jokowi membahas pemberdayaan perempuan di segala bidang.