TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan karyawan di industri rudal Rusia berada di bawah pengawasan ketat setelah FSB melakukan pencarian setelah file rahasia senjata hipersonik terbaru Rusia bocor ke intelijen Barat.
Dilansir dari Russia Today, 21 Juli 2018, FSB, agen intelijen Rusia, percaya informasi rahasia tentang proyektil hipersonik bocor dari dua pusat penelitian dan pengembangan utama yang berbasis di dalam dan di luar Moskow. Mengutip sumber-sumber intelijennya sendiri, media Kommersant menerbitkan berita bahwa seorang karyawan dengan akses rahasia diduga membocorkan data.
Baca: Rusia Rilis 5 Sistem Rudal Canggih Terbarunya, Ada Super Laser
Pada Jumat pagi 20 Juli, agen FSB menggeledah markas TSNIIMASH (Institut Pusat Penelitian Mesin) dan United Rocket and Space Corporation (URSC). Kedua lembaga ini adalah bagian dari Badan Antariksa Rusia Roscosmos, yang terlibat dalam pengembangan proyek hipersonik.
Surat kabar Kommersant melaporkan bahwa penggeledahan dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan atas bocornya file-file rahasia ke dinas intelijen asing.
Gambar ilustrasi komputer dari roket Avangard [Kementerian Pertahanan Rusia via The Sun]
FSB secara khusus menargetkan kepala fasilitas penelitian URSC, Dmitry Paison, dan melakukan penggeledahan terpisah di kantornya.
Seorang sumber yang terlibat penyelidikan FSB mengatakan kepada Kommersant bahwa telah dikonfirmasi bahwa kebocoran itu berasal dari karyawan TSNIIMASH yang berhubungan dengan Paison. Dia menyebut penyelidikan seperti tidak pernah terjadi sebelumnya, dan menambahkan agen FSB akan menindak dengan upaya keras pembocor file rahasia ini.
Baca: Beda dengan Intelijen, Trump Sebut Rusia Tidak Target AS
"Banyak kepala yang akan bergulir, itu tidak akan terbatas pada orang-orang yang diberhentikan," kata sumber terkait.
Kemudian pada hari yang sama, juru bicara Roscosmos menegaskan bahwa pencarian FSB telah dilakukan. Dia menambahkan bahwa Dmitry Rogozin, kepala perusahaan, mengerahkan divisi keamanan kami untuk menawarkan dukungan maksimal untuk penyelidikan.
Dilansir dari The Sun, Rusia merilis rekaman dramatis dari sistem rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard, di mana keduanya mampu membawa hulu ledak nuklir.
Baca: Maria Butina, Aktivis Senjata, Model, dan Intel Rusia di AS
Video dramatis menunjukkan senjata yang diluncurkan Vladimir Putin pada bulan Maret, namun belum jelas apakah video ini merupakan uji coba atau hanya peluncuran biasa.
Kementerian pertahanan juga mengatakan sedang mempersiapkan tes penerbangan rudal jelajah baru bertenaga nuklir, Burevestnik atau Storm Petrel.
Peluncuran rudal ini dilakukan beberapa hari setelah Vladimir Putin dan Donald Trump membahas cara-cara untuk menghindari perlombaan senjata selama KTT mereka di Helsinki, Finlandia.
roket hipersonik Kinzhal yang diluncurkan di udara [Kementerian Pertahanan Rusia via The Sun]
Senjata hipersonik Rusia pertama kali terungkap setelah Presiden Vladimir Putin meluncurkan sistem futuristik selama pidato di bulan Maret. Rudal-rudal itu, beberapa di antaranya sudah beroperasi, dikatakan memberi Rusia alat pencegat yang tak tertandingi di masa depan. Salah satunya adalah rudal Kinzhal, yang berarti "belati, yang mampu melakukan perjalanan 10 kali lebih cepat daripada kecepatan suara.
Rudal lain adalah peluncur hipersonik Avangard atau bermakna "pelopor", yang masih sedang diuji oleh militer, sementara infrastruktur peluncur yang kemungkinan dibangun di silo bawah tanah, digunakan untuk meluncurkan Avangard.
Baca: Ini 6 Senjata Mutakhir yang akan Dimiliki Militer Rusia
Rudal Kinzhal sendiri telah diluncurkan beberapa kali oleh skuadron angkatan udara yang telah menerbangkan lebih dari 350 misi yang melibatkan rudal.
Laporan tentang senjata hipersonik Rusia mulai muncul di media Barat awal tahun ini. Pada bulan Mei, CNBC mengutip sumber yang mengetahui laporan intelijen AS yang mengklaim militer Rusia berhasil menguji senjata hipersonik dua kali pada tahun 2016. Isi berita mengklaim tes ketiga rudal hipersonik yang diketahui dilakukan pada bulan Oktober 2017, tetapi diduga gagal ketika perangkat jatuh sekian detik sebelum mencapai target.