TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memaki pejabat lokal lantaran proyek konstruksi pembangkit listrik yang tertunda dan belum rampung, seperti yang diberitakan media pemerintah Selasa 17 Juli. Ini merupakan teguran keras Kim Jong Un yang kedua pada sektor ekonomi dalam beberapa pekan terakhir.
Media di negara Korea Utara tidak lazim mengirim berita kemarahan Kim Jong Un, apalagi yang menunjukkan kecaman terhadap pejabat Korea Utara. Para ahli mengatakan Kim mungkin berjuang untuk memperbaiki ekonomi negaranya yang hampir mati dan bermaksud untuk menyerahkan tanggung jawab atas kesengsaraan ekonomi kepada para pejabat sebelum kemungkinan meluncurkan kebijakan ekonomi baru.
Lihat foto: Gaya Kim Jong Un Saat Kunjungan ke Sejumlah Proyek Pembangunan
Kemarahan Kim Jong Un terjadi ketika Kim bernegosiasi dengan Amerika Serikat karena mengabaikan program senjata nuklirnya, selama kunjungan ke lokasi konstruksi pembangkit listrik di timur laut. Setelah para pejabat memberi penjelasan kepadanya tentang proyek tersebut dan penundaannya, "dia tidak bisa berkata apa-apa" dan "sangat marah," seperti dilaporkan Kantor Berita Pemerintah Korea Utara, mengutip Associated Press, 17 Juli 2018.
Dalam foto tanpa tanggal ini dirilis pada Selasa, 17 Juli 2018, oleh pemerintah Korea Utara, yang menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, saat meninjau lokasi konstruksi pembangkit listrik tenaga air di Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara.[Kantor Berita Pusat Korea / Korea News Service melalui AP]
Rencana awal proyek ini diperintahkan oleh mendiang kakek Kim, pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, 30 tahun yang lalu.
"Kim menunjukkan bahwa kabinet telah menetapkan proyek sebagai proyek target yang harus dipercepat," menurut laporan KCNA.
Dilansir dari media Korea Selatan, Yonhap, selama kunjungan ke pembangkit listrik tenaga air yang sedang dibangun di Orangchon, Provinsi Hamgyong Utara, Kim Jong Un mengecam para pekerja dan pejabat lokal karena gagal menyelesaikan konstruksi selama hampir 20 tahun.
Baca: Trump beberkan isi surat Kim Jong-un yang 'sangat bagus'
Kim menganggap para pejabat tidak mengawasi proyek selama bertahun-tahun dan gagal menyusun strategi ekonomi yang tepat untuk mempercepat proyek konstruksi yang dimulai 17 tahun yang lalu.
"Kabinet hanya menetapkan proyek sebagai proyek target yang harus dipercepat dalam laporan dari rapat bersama atau pada daftar rencana kerja tetapi tidak pernah mengambil tindakan praktis dan percepatan untuk pekerjaan ekonomi dan organisasi," kata Kim.
"Lebih buruk lagi, para pejabat yang bertanggung jawab atas ekonomi nasional selalu tampil di setiap upacara pembukaan pembangkit listrik, meskipun mereka tidak pernah mengawasi pembangkit listrik dan bendungan ketika mereka sedang dibangun," tambahnya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memberi pengarahan kepada stafnya saat kunjungannya ke galangan kapal Chongjin di Pyongyang, 17 Juli 2018. KCNA via REUTERS
Melihat bahwa pembangunan bendungan tidak akan dilakukan dalam beberapa dekade jika tetap di tangan kabinet, Kim menempatkan proyek di bawah arahan komite pusat partai dan memerintahkan penyelesaiannya pada 10 Oktober, seperti dilaporkan kantor berita Korea Utara, KCNA.
KCNA mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik 134.000 kilowatt diinstruksikan oleh pendirinya Kim Il-sung pada tahun 1981. Pembangunannya telah mencapai sekitar 70 persen. Kim didampingi oleh anggota senior dari komite pusat partai yang berkuasa, termasuk Hwang Pyong-so, Jo Yong-won, O Il-jong dan Kim Yong-su.
Baca: Pemerintah Amerika Tuding Korea Utara Langgar Sanksi Impor BBM
KCNA melaporkan bahwa Kim juga memeriksa lokasi konstruksi sebuah resor dan sebuah hotel di Provinsi Hamgyong Utara, di mana ia menghukum pekerja karena pekerjaan mereka yang ceroboh.
Awal bulan ini, selama kunjungan ke dua pabrik tekstil, Kim juga mengkritik para pejabat karena pemeliharaan bangunan yang buruk, kegagalan untuk memodernisasi lini produksi, kurangnya ahli dan masalah lainnya.
Sejak mengambil alih kekuasaan dari Kim Jong Il pada akhir 2011, Kim, 34 tahun, berjanji untuk meningkatkan standar hidup dan berusaha memproyeksikan citra pemuda dan modernitas sambil mendorong keras untuk membangun kemampuan nuklir Korea Utara.
Baca: Muluskan Denuklirisasi, Korea Selatan Tangguhkan Simulasi Perang
Di bawah pemerintahannya, ekonomi Korea Utara berangsur-angsur membaik karena beberapa elemen kapitalis seperti pasar luar yang diizinkan masuk. Sanksi PBB yang diperketat setelah uji coba nuklir dan rudal dapat menyebabkan dampak ekonomi besar jika terus berlanjut.
Para pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan mereka siap membantu Korea Utara menghidupkan kembali perekonomiannya jika negara itu menghentikan program nuklirnya.