TEMPO.CO, Jakarta - Sri Lanka memindahkan pangkalan militernya ke pelabuhan yang disewa lalu dibangun serta diawasi oleh Cina pada hari Senin, 2 Juli 2018. Perpindahan itu dikhawatirkan pihak lain dapat digunakan Cina untuk tujuan militer.
Pangkalan militer Sri Lanka saat ini berada di distrik turis Galle yang berada di barat daya dan akan pindah sejauh 125 kilometer ke Hambantota di Sri Lanka bagian selatan. Lokasi tempat baru ini lebih dekat dengan rute pelayaran utama antara Asia dan Eropa.
Baca: Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina
Pelabuhan laut senilai US $ 1,5 miliar ini nampaknya akan memainkan peran sentral bagi proyek "Belt and Road Initiative" yang merupakan proyek jalur sutra di abad 21 gagasan Cina untuk menghubungkan Eropa dan Asia.
Sesuai kesepakatan pada bulan Juni lalu sebagaimana dikutip dari Reuters, pelabuhan Hambantota disewa selama 99 tahun atas nama perusahaan China Merchants Port Holdings dengan biaya US $ 1,12 miliar.
"Dengan pembayaran ini, CM Port (China Merchants Port Holding) memenuhi investasi sebesar US $ 976 juta. CM Port menyetujui deposit selanjutnya sebesar US $ 146 juta untuk kebutuhan terkait pelabuhan dan kelautan," pernyataan Sri Lanka Port Authority (SLPA) atas kesepakatan mereka dengan Cina.
Baca: 4 Negara Tersandera Pinjaman dari Cina, Berapa Utang Indonesia?
Dilansir dari Reuters, pihak pemerintah dan diplomat dari Amerika Serikat, India, dan Jepang khawatir pemindahan pangkalan militer Sri Lanka itu akan membuat Cina juga menempatkan armada angkatan lautnya.
Pemerintah Sri Lanka dan Kedutaan Besar Cina di Kolombo membantah hal itu dan mengatakan kesepakatan mengenai pelabuhan tidak menyertakan klausul yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
"Sri Lanka telah memberitahu Cina bahwa pelabuhan Hambantota tidak dapat digunakan untuk tujuan militer karena pelabuhan itu akan berada di bawah kendali angkatan laut Sri Lanka, tidak ada yang perlu ditakutkan," ujar Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe di kantornya.
Baca: Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka
Menteri Luar Negeri Cina, Lu Kang Lu Kang mengatakan proyek pelabuhan Hambantota adalah untuk membantu Sri Lanka mencapai tujuannya menjadi pusat logistik di Samudera Hindia, yang baik untuk pembangunan ekonomi negara dan wilayah secara keseluruhan.
"Sesuai dengan kebutuhan Sri Lanka, institusi keuangan Cina telah menyediakan bantuan untuk Sri Lanka dalam menyelesaikan ketimpangan finansialnya. Kemudian, pihak Cina melakukan upaya penyesuaian alokasi aset yang relevan dengan yang Sri Lanka inginkan," ujar Lu Kang, seperti yang dikutip dari Xinhua, yang menegaskan kerja sama penyewaan pelabuhan laut Sri Lanka oleh Cina akan saling menguntungkan.
REUTERS | XINHUA | ERVIRDI RAHMAT