TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 19 orang tewas, termasuk 10 anggota kelompok minoritas Sikh Afganistan, akibat ledakan bom bunuh diri di kota sebelah timur, Jalalabad.
Menurut juru bicara gubernur provinsi, Ataullah Khogyani, ledakan yang terjadi pada Ahad, 1 Juli 2018, itu menghancurkan toko dan sejumlah gedung di sekitar lapangan Mukhaberat.
Baca: Bom Bunuh Diri dan Tembakan di Afganistan, 9 Orang Tewas
Seorang kerabat korban menangis di luar pusat pendaftaran pemilih yang diserang oleh seorang pembom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 22 April 2018. Sedikitnya 48 korban tewas dan 112 lainnya terluka. AP/Rahmat Gul
"Bom tersebut meledak beberapa jam setelah Presiden Afganistan Ashraf Ghani meresmikan sebuah rumah sakit di kota tersebut, di Provinsi Nangarhar," kata juru bicara, seperti dikutip Al Jazeera.
Ghulam Sanayi Stanekzai, Kepala Kepolisian Nangarhar, mengatakan ledakan tersebut dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri yang menargetkan kendaraan pengangkut anggota minoritas Sikh yang sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan presiden.
Juru bicara Departemen Kesehatan Nangarhar, Inaamullah Miakhel, menjelaskan, aksi nekat tersebut mengakibatkan sedikitnya 19 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka. "Setidaknya 10 minoritas Sikh tewas," kata pejabat lainnya.Bom bunuh diri ISIS saat Taliban dan pemerintah Afganistan melakukan gencatan senjata untuk menghormati Idul Fitri 2018 [Parwiz/Reuters]
Korban tewas kemungkinan lebih banyak karena sebagian besar kota tidak diblokir saat kunjungan Presiden Ghani yang tidak berada di lokasi ketika ledakan terjadi.
Baca: Bom Bunuh Diri di Luar Kantor Pemilu Afganistan, 12 Orang Tewas
Sementara itu, media lokal melaporkan, pasukan keamanan Afganistan segera tiba di lokasi ledakan disusul hilir mudik ambulans mengangkut para korban ke rumah sakit. Hingga saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.