TEMPO.CO, Jakarta -Seorang pria melakukan aksi bom bunuh diri di luar kantor pusat pendaftaran pemilu di Dasht-e Barchi, arah barat Kabul, Afganistan yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai lebih dari 57 orang pada hari Minggu, 22 April 2018.
Baca: Eksklusif - Dubes Afganistan: Taliban Tak Dilarang ke Indonesia
Para korban saat itu menunggu kartu identitas untuk dapat memberikan suara dalam pemilu parlemen pada Oktober mendatang.
"Ada anak-anak dan perempuan. Semuanya datang untuk mengambil kartu identitas," kata Bashir Ahmad, yang berada dekat lokasi ledakan, seperti dikutip dari Reuters.
Baca: Perayaan Tahun Baru Persia di Afganistan, ISIS Ledakkan Bom
Bom bunuh diri itu juga merusak beberapa mobil dan serpihan kaca bangunan gedung terlempar ke jalan raya.
Lokasi bom bunuh diri diketahui merupakan tempat tinggal kelompok minoritas Syiah Hazara. Mereka sudah berulang kali menjadi sasaran serangan yang dilakukan ISIS.
"Peristiwa ini terjadi di depan pintu masuk ke kantor pusat. Ini serangan bom bunuh diri. Sejumlah orang jadi korban." kata Dawood Amin, Kepala kota Kabul, seperti dikutip dari Arab News.
Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Najib Danesh, pelaku berjalan kaki menuju kantor pusat pendaftaran pemilu. Saat itu para staf tengah bekerja mencetak kartu identitas sebagai bagian dari proses pendaftaran pemilih.
Baca: Afganistan, Ledakan Bom di Stadion Tewaskan 14 Orang
Para pemilih sejak beberapa minggu lalu berdatangan ke Kabul untuk mengambil kartu identitas agar dapat memberikan suaranya nanti.
Belum ada satupun yang mengaku bertangung jawab atas ledakan bom bunuh diri di luar kantor pusat pendaftaran pemilu Afganistan. Identitas pelaku juga belum diketahui.