TEMPO.CO, Kanada - Seorang bekas pemimpin sekte keagamaan di British Columbia, Kanada, Winston Blackmore dinyatakan bersalah dan dihukum selama enam bulan tahanan rumah. Dia menikahi 24 perempuan dan mendapat 149 anak.
Sembilan dari istri Winston berusia dibawah 18 tahun saat menikah. Dan empat orang lainnya masih berusia 15 tahun ketika menikah seperti dilansir media lokal Edmonton Sun dan dikutip Mirror.
Baca:
Kanada Negara Pertama G7 Legalkan Ganja untuk Pribadi
Kanada akan Tetapkan Usia Minimal 18 Tahun untuk Konsumsi Ganja
Dalam sidang pengadilan pada Senin, 25 Juni 2018 waktu setempat, hakim Sherri Ann Donegan menyebut Blackmore telah mengikuti kepercayaan dan praktik dari Fundamentalist Church of Latter Day Saints, yaitu sekte Mormon yang mempercayai pernikahan lebih dari satu.
James Oler, bekas pemimpin sekte keagamaan lainnya juga didakwa karena memiliki lima orang istri.
Winston Blackmore, yang merupakan salah satu tokoh sekte Mormon di Kanada, memiliki 149 orang anak. Mirror
Keduanya tidak menolak pernyataan bahwa mereka telah menikah lebih dari sekali. "Aku bersalah karena menjalani apa yang kupercaya dan itulah yang aku katakan sekarang karena aku tidak pernah menolaknya," kata Blackmore seperti dikutip oleh Canadian Broadcasting Corporation.
Baca:
Kanada Balas Amerika Serikat dengan Tarif Impor Rp 178 T
Trump Usul Rusia Masuk G7, Kanada Bilang Ini
Berdasarkan hukum di Kanada, poligami bisa mengakibatkan penjara maksimal lima tahun. Dilansir dari Mirror, kasus ini merupakan kasus poligami pertama dalam seabad terakhir di Kanada.
Laporan CBC menyatakan Blackmore akan berada dalam tahanan rumah dan diperbolehkan pergi bekerja serta mendapat pengobatan. Sementara itu, Oler juga diperbolehkan bekerja dan tinggal di rumahnya di Provinsi Alberta, Kanada. Keduanya menjalani 12 bulan masa percobaan.
Blackmore juga mendapat hukuman 150 jam melakukan layanan kerja komunitas sementara Oler harus melakukannya selama 75 jam.
Blackmore mengajukan keberatan lewat pengacarannya. Menurutnya undang-undang pelarangan poligami melanggar hak-hak beragama dari anggota masyarakat.
Sementara itu Mahkamah Agung di Kanada pada 2011 pernah menyatakan undang-undang poligami termasuk konstitusional dan tidak melanggar kebebasan beragama.
ERVIRDI RAHMAT