TEMPO.CO, Jakarta - Anjloknya harga nanas di Thailand telah mendorong dua petani untuk berbuat amal dengan menyumbangkannya ke pusat konservasi hewan sebagai pakan. Dua petani itu adalah Sornkhiri Buajaeng dan istrinya, Sunaree Meemak.
Keduanya memutuskan menyumbangkan nanas hasil penen mereka ke pusat konservasi hewan setelah mengetahui anjloknya harga nanas di pasaran. Sornkhiri dan Sunaree terlihat memasukkan beberapa ton nanasnya ke dalam sebuah truk dari lahan pertanian milik pasangan itu di Ban Kha, Thailand, untuk dibawa ke Pusat Konservasi Satwa bernama Li Khao Prathab Chang di Chom Bung, Thailand.
Keputusan keduanya menggambarkan adanya kesedihan di kalangan petani karena harga pasar yang menurun tajam.
"Pasar nanas tahun ini buruk karena harganya terlalu rendah. Harga per kilogram nanas turun 50 persen tahun ini," kata Sunaree, seperti dilansir Bangkok Post pada 23 Juni 2018.
Baca: Beras Tak Dibayar, Petani Thailand Ajukan Petisi
Ilustrasi smoothie nanas. shutterstock.com
Baca: Petani Thailand Berdemo Hingga Dana Beras Dibayar
Kementerian Pertanian Thailand menganggap praktik dumping terhadap pasokan nanas adalah salah satu akar penyebab jatuhnya harga. Dumping dalam perdagangan adalah praktek menjual barang di pasar luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari harga di pasar dalam negeri.
Sejauh ini, pasar nanas yang menghadapi masalah ini telah berdampak pada 40.000 petani di 46 provinsi di Thailand. Pada tahun lalu, Thailand menghasilkan 2,5 juta ton nanas.
Selain menyumbangkan hasil panen nanas sebagai sumber pakan ternak, para petani juga memberikan gratis nanas-nanas mereka kepada pasukan keamanan di beberapa kamp militer Thailand.
BANGKOK POST|NATIONAL