TEMPO.CO, Jakarta - Wikileaks membocorkan informasi profil LinkedIn ribuan karyawan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) menyusul kebijakan keras pemerintahan Donald Trump terhadap imigran gelap yang masuk ke Amerika Serikat. Bocoran profil karyawan muncul di situs web "ICEPatrol" milik ICE dan menampilkan informasi profesional dan pribadi dari profil jejaring sosial pegawai imigrasi Amerika Serikat.
Informasi seperti foto, jabatan, riwayat pekerjaan, pendidikan dan kota, muncul di banyak profil LinkedIn. Namun tidak diketahui berapa banyak karyawan yang ditargetkan, tetapi situs merilis 9243 profil. Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak berkomentar terkait pembocoran ini dan situs ICEPatrol tidak bisa diakses.
Baca: Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka
"ICEPatrol adalah sumber daya publik yang penting untuk memahami program ICE dan meningkatkan akuntabilitas, terutama mengingat tindakan yang diambil oleh ICE belakangan ini, seperti pemisahan anak-anak dan orang tua di perbatasan Amerika Serikat," kata Wikileaks, seperti dikutip The Sunday Morning Herald.
Anak-anak ikut dalam aksi demo di depan kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Miramar, Florida, 1 Juni 2018. Langkah Donald Trump memisahkan para orang tua imigran dari anak-anaknya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menarik kecaman dari PBB, uskup Katolik Roma, dan kelompok kemanusiaan lain. AP
Awalnya database karyawan disusun oleh aktivis yang berbasis di New York, Sam Lavigne, yang menjaring situs profil profesional LinkedIn untuk mengidentifikasi sekitar 1.600 orang yang bekerja untuk ICE. Basis data termasuk informasi publik seperti jabatan atau foto profil para petugas.
Baca: 5 Ibu Negara Amerika Mengecam Kebijakan Imigran Trump
"Karena ICE terus meningkatkan upaya pengawasan dan penahanannya yang tidak manusiawi, saya percaya penting untuk mendokumentasikan apa yang terjadi, dan oleh siapa, dengan cara apa pun yang kami bisa," tulis Sam Lavinge, seperti dilansir dari Russia Today.
Lavigne mempublikasikan hasil kerjanya ke GitHub dan Medium, tetapi keduanya untuk menghapus publikasi database, karena alasan melanggar aturan komunitas. Twitter juga memblokir beberapa akun yang digunakan untuk berbagi tautan ke database. Namun WikiLeaks menjadi pembocor database kontroversial dan bahkan membocorkan lebih banyak data yakni 9.200 lebih profil.
Baca: Melania Trump Dikecam Kenakan Jaket Ini Saat Bertemu Anak Imigran
Kebocoran ini terjadi di tengah meningkatnya reaksi terhadap kebijakan imigrasi tanpa toleransi pemerintah Amerika Serikat yang memisahkan 2300 lebih anak-anak dari orang tua mereka yang melintasi perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.