Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Survei Ungkap Pertentangan Yahudi Amerika Serikat - Israel

image-gnews
Ribuan umat Yahudi berdoa meminta hujan, di Tembok Barat, Yerusalem, 28 Desember  2017. REUTERS/Ronen Zvulun
Ribuan umat Yahudi berdoa meminta hujan, di Tembok Barat, Yerusalem, 28 Desember 2017. REUTERS/Ronen Zvulun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Minggu 10 Juni 2018, menunjukkan pertentangan yang signifikan antara Yahudi Israel dan Yahudi Amerika, terutama terkait kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap komunitas Yahudi.

Dilaporkan dari Times of Israel, 11 Juni 2018, jajak pendapat yang dilakukan Komite Yahudi Amerika (AJC) menunjukkan 77 persen Yahudi Israel setuju atas tindakan Donald Trump menangani hubungan Amerika Serikat-Israel, sementara hanya 34 persen Yahudi Amerika yang setuju. Sebanyak 57 persen Yahudi Amerika tidak setuju dengan cara Donald Trump, sementara hanya 10 persen Yahudi Israel yang menentang.

Baca: Amerika Serikat Tahan 14 Aktivis Anti-Israel, Mereka Hujat Senat

Terkait dengan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel dan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem, sebanyak 85 persen Yahudi Israel setuju dibandingkan hanya 46 persen Yahudi Amerika yang setuju. 47 persen Yahudi Amerika Serikat menentang putusan ini, sementara hanya 7 persen Yahudi Israel yang menentang.

Sementara perihal apakah mendukung pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel, jajak pendapat menunjukkan 59 persen Yahudi Amerika Serikat mendukung sementara hanya 44 persen warga Yahudi Israel yang mendukung.

Yahudi Amerika Serikat berunjuk rasa di depan gedung Senator Schumer, 26 April 2018. [Alex Kane/Twitter]

Baca: Warga Israel Gunakan Drone untuk Awasi Warga Palestina

Terkait permukiman Israel di tepi barat, hanya 15 persen warga Yahudi Amerika Serikat dan 4 persen warga Yahudi Israel yang setuju untuk menghapus semua permukiman untuk syarat perdamaian, sementara 44 persen Yahudi Amerika dan 35 persen Yahudi Israel setuju beberapa permukiman dihapus. Namun hanya 35 persen Yahudi Amerika yang memilih tidak perlu ada penghapusan permukiman demi perdamaian, sementara 54 persen Yahudi Israel juga tidak setuju penghapusan permukiman.

"Survei ini mengungkapkan perbedaan pendapat yang tajam antara dua komunitas Yahudi terbesar di dunia terkait Presiden Donald Trump, hubungan Amerika Serikat-Israel, dan kebijakan keamanan serta proses perdamaian Israel," kata AJC.

"Kesenjangan antara Yahudi Amerika dan Israel mengenai pendekatan Presiden Trump terhadap Israel sangat mendalam," tambah AJC.

Survei ini mengambil sampel pendapat di antara orang Yahudi yang tinggal di Israel dan Amerika Serikat, yang sebagian besar menyajikan pertanyaan-pertanyaan identik untuk setiap komunitas. Pemungutan suara dilakukan sebelum kedutaan Amerika Serikat direlokasi pada 14 Mei. Jajak pendapat Israel dilakukan oleh Geocartography melalui telepon. Pemungutan suara Amerika Serikat dilakukan oleh SSRS melalui telepon. Jajak pendapat mensurvei 1.000 orang Israel dan 1,001 orang Amerika di atas usia 18 tahun dan memiliki margin eror 3,1 dan 3,9 persen.

Baca: Mohammed bin Salman Jumpa Yahudi, Pendukung Pendudukan Palestina


CEO AJC, David Harris, mencatat bahwa faktor utama untuk memprediksi bagaimana orang Yahudi Amerika Serikat dan Israel menanggapi jajak pendapat adalah bagaimana mereka mengidentifikasi agama mereka.

“Semakin jeli mereka pada spektrum denominasi, identitas dan keterikatan Yahudi mereka dengan Israel lebih kuat, skeptisisme tentang prospek perdamaian dengan Palestina yang lebih tinggi, dan dukungan untuk pluralisme agama di Israel lebih lemah,” kata Harris, seperti dilansir dari Jerusalem Post.

Dia juga mencatat bahwa Yahudi Amerika yang mengidentifikasi dengan Partai Demokrat dan memilih Hillary Clinton, kurang melekat pada Israel, lebih lemah mengidentifikasi diri sebagai orang-orang Yahudi, dan lebih condong untuk pluralisme agama, daripada minoritas Yahudi Amerika Serikat yang bercorak Republik dan memilih Donald Trump.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mendapat Respons Keras dari Otoritas, Protes Pro-Palestina di Kampus AS Justru Meluas

1 jam lalu

Para pengunjuk rasa berada di sebuah perkemahan tempat para mahasiswa melakukan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik antara Israel dan Hamas, di kampus Universitas Northwestern di Evanston, Illinois, AS, 25 April 2024. REUTERS/Nate Swanson
Mendapat Respons Keras dari Otoritas, Protes Pro-Palestina di Kampus AS Justru Meluas

Bentrokan baru antara polisi dan mahasiswa pro-Palestina yang menentang perang Israel di Gaza pecah pada Kamis, 25 April 2024.


Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

14 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

15 jam lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

16 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.


Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

17 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah


Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

19 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

300 mayat ditemukan dalam kondisi terikat di rumah sakit di Gaza. Di antara mayat itu adalah wanita dan anak-anak.


Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

20 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

23 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

1 hari lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel