TEMPO.CO, Jakarta - Cina mulai menghapus instalasi sistem rudal dari pulau buatan yang dibangun di atas wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Penghapusan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat.
Citra satelit dan analisis baru dari perusahaan intelijen Israel ImageSat International (ISI), tertanggal 3 Juni 2018, menunjukkan sistem rudal permukaan-ke-udara Cina di Pulau Woody, Kepulauan Paracel, terlihat dihapus atau dipindahkan dari tempatnya semula.
Baca: Cina Bangun Pangkalan Kapal Selam di Laut Cina Selatan
Perkembangan itu terjadi setelah Beijing mengkritik Amerika Serikat karena mengirim dua pesawat pembom B-52 yang memiliki kemampuan nuklir untuk terbang di atas Kepulauan Spratly yang disengketakan.
Dua pejabat pertahanan AS mengatakan sangat tidak mungkin Cina benar-benar menghapus sistem rudal di Laut Cina Selatan. Sebaliknya, AS menilai Cina mungkin menyembunyikannya di dalam gedung. Laporan itu juga mengutip lembaga intelijen yang mengatakan penghapusan itu kemungkinan hanya sementara.
"Di sisi lain, itu mungkin latihan rutin," demikian pernyataan ISI, seperti dilansir South China Morning Post pada 7 Juni 2018. "Jika demikian, dalam beberapa hari ke depan kita dapat mengamati pemindahan di area yang sama."
Amerika menerbangkan jet Bomber B-52 setelah terjadi peningkatan aktivitas jet tempur Cina, termasuk pembom H-6K di terumbu Laut Cina Selatan.
AS juga melakukan upaya untuk menggalang sekutu internasionalnya, termasuk Inggris dan Prancis, untuk meningkatkan kehadiran militer mereka, seperti patroli angkatan laut untuk melawan Cina, karena Beijing memperkuat kemampuannya di kepulauan Spratly dan Paracel.
Baca: Cina Sebut Tuduhan Militerisasi Laut Cina Selatan Tak Masuk Akal
Gedung Putih mengancam Beijing dengan konsekuensi untuk militerisasi Laut Cina Selatan setelah rudal dilaporkan dipasang di pulau-pulau tersebut.