Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berapa Estimasi Biaya Denuklirisasi Korea Utara?

image-gnews
Kim Jong Un bertemu dengan ilmuwan di pusat penelitian senjata nuklir di Pyongyang, pada Maret 2016. Kim Jong-un tidak hanya melakukan ujicoba nuklir, tetapi juga meluncurkan rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. REUTERS/KCNA
Kim Jong Un bertemu dengan ilmuwan di pusat penelitian senjata nuklir di Pyongyang, pada Maret 2016. Kim Jong-un tidak hanya melakukan ujicoba nuklir, tetapi juga meluncurkan rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. REUTERS/KCNA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli senjata memperkirakan bahwa pembongkaran program nuklir atau denuklirisasi Korea Utara bisa memakan waktu sepuluh tahun lebih dengan estimasi biaya US$ 20 miliar atau Rp 277 triliun, jika kesepakatan nuklir tercapai antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ketika mereka bertemu di Singapura pada 12 Juni.

“Kerja keras belum dimulai, dan itu adalah gong untuk membuat dampak berkelanjutan bagi Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Cina dan Korea Utara. Ini akan menjadi proses panjang bertahun-tahun,” kata Daryl Kimball, direktur eksekutif dari Asosiasi Pengendalian Senjata di Washington, seperti dilaporkan VOAnews, 7 Juni 2018.

Baca: Siapa yang Bayar Biaya Korea Utara untuk KTT Kim Jong Un - Trump?

Presiden Trump mengatakan dia mengharapkan hasil yang sangat positif dari KTT dengan Korea Utara, tetapi dia juga mengatakan kemungkinan akan menjadi awal dari sebuah proses untuk menyelesaikan perbedaan atas syarat denuklirisasi Korea Utara, dan secara spesifik mengenai sanksi, bantuan ekonomi dan jaminan keamanan yang akan ditawarkan sebagai imbalan.

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan bahwa Korea Utara hanya akan menerima keringanan sanksi setelah itu baru mengambil langkah-langkah yang dapat diverifikasi untuk denuklirisasi.

Korea Utara diperkirakan memiliki 20 hingga 80 hulu ledak nuklir, situs penelitian dan pengembangan nuklir yang diketahui dan rahasia, ribuan rudal balistik yang dapat diluncurkan dari kendaraan, dan peluncur berbasis kapal selam yang telah diuji dalam beberapa tahun terakhir.

Baca: Menlu Singapura Sebut Negaranya Siap Sambut Trump dan Kim Jong Un

Terlepas dari soal sentuhan photoshop, peluncuran rudal balistik Hwasong-15 telah menghebohkan dunia, karena rudal itu mampu menempuh jarak 13.000 km, atau mencapai Amerika Serikat. Hwasong-15 menunjukan kemajuan teknologi rudal balistik yang telah dicapai Korea Utara. REUTERS/KCNA

Dengan persenjataan nuklir itu, biayanya bisa mencapai US$ 20 miliar atau Rp 277 triliun untuk pembongkaran nuklir yang lengkap, permanen, diperbaiki, dan dapat diverifikasi (CVID), menurut penelitian yang dilakukan oleh Kwon Hyuk-chul, seorang profesor strategi keamanan Universitas Kookmin.

Kwon mendasarkan penilaiannya sebagian pada kesepakatan nuklir di masa lalu dengan Korea Utara dan pengalaman Ukraina dalam membongkar persenjataan nuklirnya setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1990-an.

Baca: Peraih Nobel Perdamaian Bersedia Danai KTT Korea Utara - AS

“Dalam proses pembongkaran nuklir Ukraina, semua hulu ledak nuklir strategis yang dimiliki Ukraina dipindahkan ke Rusia dan dibongkar di sana. Dengan demikian, Amerika Serikat menyediakan penampung untuk skala besar dan dukungan teknis untuk membantu pembongkaran yang aman,” kata Kwon.

Universitas Kookmin memperkirakan proses ini akan menelan biaya US$ 5 miliar atau Rp 69 triliun untuk membongkar gudang senjata nuklir dan fasilitas pendukung Korea Utara. Dan US$ 5 miliar atau Rp 69 triliun lain diperlukan untuk memenuhi janji Amerika Serikat, yang dibuat sebagai bagian dari perjanjian nuklir 1994 dengan Korea Utara, untuk membangun dua reaktor air ringan untuk menghasilkan tenaga listrik.

Kendaraan militer Korea Utara membawa rudal balistik saat berpartisipasi dalam parade militer di Pyongyang, Korea Utara, 8 Februari 2018. Korea Utara mengadakan parade militer dengan menampilkan rudal balistik antar benua satu hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang. (KRT via AP Video)

Bantuan ekonomi sebesar US$ 10 miliar atau Rp 138 triliun lainnya diperlukan, baik sebagai insentif untuk meyakinkan Kim Jong Un agar menghentikan penangkal nuklirnya dan membantu transisi lebih dari 3.000 hingga 10.000 pekerja nuklir ke profesi lain.

Laporan dari Universitas Stanford memperkirakan akan memakan waktu lebih dari 10 tahun untuk secara permanen membongkar program nuklir Utara.

Ilmuwan nuklir Stanford, Siegfried Hecker, yang pernah mengunjungi Korea Utara untuk menilai program plutonium negara itu, Robert Carlin, mantan analis CIA untuk Korea, dan peneliti Elliot Serbin, melakukan studi mendetail tentang program nuklir Korea Utara.

Baca: Siapa yang Bayar Biaya Korea Utara untuk KTT Kim Jong Un - Trump?

Para peneliti mendaftarkan kategori spesifik yang harus diverifikasi oleh pengawas luar termasuk; bahan fisil nuklir plutonium, tritium untuk fusi Bom hidrogen, uranium yang diperkaya, reaktor nuklir, fasilitas sentrifugal, rudal jarak jauh, sedang, dan pendek, mesin uji, dan roket peluncur ruang angkasa.

Ketiganya mengusulkan proses denuklirisasi menjadi tiga fase yang akan menghentikan atau membatasi aktivitas lebih lanjut di tahun pertama, pelucutan selama lima tahun, dan secara permanen menghilangkan kemampuan nuklir Korea Utara dalam 10 tahun.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

16 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

18 hari lalu

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)
Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.


Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

19 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berdiri saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS /Amir Cohen
Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.


PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

22 hari lalu

Kepala IAEA, Rafael Grossi. Reuters
PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.


Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

29 hari lalu

PLTN Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.


Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

40 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Vladivostok dan mengunjungi berbagai lokasi, termasuk Universitas Federal Timur Jauh, Akuarium Primorsky, dan Pabrik Bio-Feed Arnika, selama kunjungannya ke Rusia pada 17 September 2023, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea pada tanggal 18 September 2023. Dalam kunjungannya Kim Jong Un juga memeriksa pabrik jet tempur Rusia yang berada di bawah sanksi Barat, pembom strategis berkemampuan nuklir, rudal hipersonik, dan kapal perang pekan lalu. KCNA via REUTERS
Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.


Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

54 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan keterangan setelah menerbangkan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Sputnik/Dmitry Azarov/Pool via REUTERS
Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklir Rusia bila Barat kirim pasukan ke Ukraina.


Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

56 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya di hadapan Majelis Federal, di Moskow, Rusia, 29 Februari 2024. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

Rusia siap perang nuklir dengan Barat jika Amerika Serikat nekat mengirim pasukan ke Ukraina.


Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

9 Maret 2024

Alat proteksi radioaktif dan nuklir pertama di dunia hasil kolabotasi KBRN Pasukan Korbrimob Polri dan UGM ditunjukkan dalam Rakernis TA 2024 Korbrimob Polri di Gedung Satya Haprabu Mako Brimob Kelapadua, Cimanggis, Kota Depok pada Kamis, 7 Maret 2024. Foto: Humas Brimob
Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.


Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Militer Bersama, Jumlah Pasukan Ditambah Dua Kali Lipat

4 Maret 2024

Pasukan Korea Selatan dan AS berfoto bersama setelah latihan tembak gabungan di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan dua Korea, di Pocheon, Korea Selatan, 2 Januari 2024. Latihan digelar saat ketegangan di semenanjung Korea meningkat. The Defense Ministry/Handout via REUTERS
Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Militer Bersama, Jumlah Pasukan Ditambah Dua Kali Lipat

Jumlah pasukan yang terlibat dalam latihan militer bersama ini, naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya