TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Singapura melaporkan proses persiapan lokasi Pulau Sentosa untuk tempat berlangsungnya pertemuan puncak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, berlangsung lancar.
Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, mengatakan negaranya merasa bangga menjadi tuan rumah pertemuan ini. Balakrishnan mengatakan pemerintah AS meminta Singapura untuk menjadi lokasi pertemuan puncak bersejarah ini.
Baca:
KTT Trump -- Kim Jong Un, Singapura Bikin Medali Perdamaian Dunia
Trump -- Kim Jong Un Bakal Bertemu di Pulau Sentosa Singapura
“Tidak, kami tidak mengajukan diri tapi kami diminta. Dan dalam konteks ini, Korea Utara dan AS menilai kami cocok sebagai lokasi pertemuan,” kata Balakrishnan seperti dilansir Channel News Asia, Rabu, 6 Juni 2018.
Dia mengatakan pemerintah Singapura telah membentuk tim terpisah untuk masing-masing menjalin komunikasi dengan Korea Utara dan Amerika Serikat.
Presiden AS, Donald Trump, menerima kunjungan dari bekas kepala intelijen Korea Utara, Kim Yong Chol, yang menyerahkan surat pribadi pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Gedung Putih pada Jumat, 1 Juni 2018. The Conservative Treehouse
Balakrishnan melanjutkan,”Bangsa Singapura bisa merasa bangga. Kita terpilih karena mereka tahu bahwa kita netral, terpercaya, bisa diandalkan dan aman.”
Baca:
Kim Jong Un Takut Dikudeta saat Temui Donald Trump di Singapura
Trump Sebut Pertemuan dengan Kim Jong Un Jadi Digelar
Menurut Balakrishnan, proses persiapan berlangsung lancar. Negara kota ini telah siap untuk menjadi tuan rumah perhelatan diplomatik, yang bakal menyedot perhatian dunia. “Dengan rasa percaya diri, kami bisa mengatakan persiapan, logistik, keamanan, pengaturan diplomatik telah dilakukan.”
Seperti dilansir Korea Herald, pertemuan Trump dan Kim Jong Un ini menjadi pertemuan bersejarah kedua setelah pertemuan bersejarah pertama berlangsung di Zona Demiliterisasi di desa Panmunjom, Korea Selatan, pada akhir April 2018. Saat itu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, bertemu dan menandatangani Deklarsi Panmunjom untuk perdamaian dan denuklirisasi.