TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah keputusan mengejutkan dari negara di Amerika Latin, Cile siap menerima pengungsi Palestina menjadi warga negara. "Cile menjadi rumah terbesar bagi pengungsi Palestina di luar Timur Tengah," tulis Al Jazeera dalam laporannya, Selasa, 15 Mei 2018.
Jumlah warga Cile keturunan Palestina, saat ini, diperkirakan mencapai 500 ribu orang yang tinggal di berbagai kota. Berbagai data menunjukkan, kedatangan warga Palestina ke negeri di Amerika Latin itu bermula pada 1850. Mereka umumnya bekerja sebagai pedagang dan di bidang pertanian.
Baca: Amerika Serikat Resmi Pindahkan Kedutaan Besar ke Yerusalem
Dukungan publik CIle untuk Palestina. [Santiago Times]
Gelombang imigran Palestina ke Cile kian banyak ketika terjadi Perang Dunia I dan Perang Palestina pada 1948. "Umumnya mereka berasal dari Beit Jala, Bethlehem serta Beit Sahour dan beragama Kristen."
"Kehadiran warga Palestina ke Cile memberikan perubahan luar biasa di negeri itu. Mereka memiliki pengaruh di bidang industri maupun politik," situs berita MSN.com melaporkan.Para pengunjuk rasa, beberapa memegang bendera Palestina, melantunkan slogan selama demonstrasi di dekat konsulat Israel di Istanbul, Turki, 15 Mei 2018. Plakat yang tersisa berbunyi dalam bahasa Turki: "Bahkan jika dunia bisu, kita tidak akan diam", dan 'Kami di sini untuk melindungi tanggung jawab kami.' (AP Photo/Emrah Gurel)
Sementara itu, Santiago Times menyebutkan, mahasiswa dari universitas terbesar di Cile, Universidad de Chile, bersuara bulat menyetujui gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) kepada Israel terkait dengan pembunuhan terhadap warga Palestina tak bersenjata ketika melakukan demonstrasi di Jalur Gaza di tengah pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem.
Baca: Israel Usir Warga Palestina, Desanya untuk Latihan Perang
Dalam aksi tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 61 orang tewas dan 2.000 lainnya luka di perbatasan Gaza akibat hantaman peluru tajam serdadu Israel pada Senin, 14 Mei 2018.