TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump siap menyambut tiga warga negara Amerika Serikat tiga eks tahanan Korea Utara yang dibebaskan. Trump dan istrinya berencana menyambut secara pribadi Kim Dong-chul, Kim Hak-song, dan Tony Kim.
Dikutip dari Associated Press, Kamis, 10 Mei 2018, ketiganya dibebaskan pada Rabu ketika Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bertolak ke Pyongyang setelah bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menjelang KTT Trump-Kim. Rombongan pergi meninggalkan Korea Utara menggunakan Boeing C-40, yang dilengkapi dengan fasilitas medis, untuk perjalanan kembali ke Amerika.
"Kami ingin menyampaikan terima kasih kami kepada pemerintah Amerika Serikat, Presiden Trump, Menlu Pompeo, dan orang-orang Amerika Serikat karena membawa kami pulang," kata mereka.
Baca: Jelang Kedatangan Trump, Menlu Amerika Serikat di Korea Utara
Pertemuan Pompeo dan Kim Jong-un
Trump sendiri secara terbuka berterima kasih kepada pemimpin Korea Utara untuk pembebasan tahanan.
"Saya menghargai Kim Jong-un karena telah melakukan ini," ujar Trump. Kim memutuskan memberikan amnesti kepada tiga orang tahanan atas "saran resmi" dari Presiden Amerika, seperti yang dinyatakan kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.
Baca: Korea Utara Bebaskan Tiga Tahanan Amerika Serikat
Dari tiga tahanan yang dibebaskan, Kim Dong-chul, warga negara Amerika kelahiran Korea Selatan, menjadi orang yang ditahan paling lama. Warga Virginia itu dijatuhi hukuman pada April 2016 hingga 10 tahun penjara karena kerja keras setelah dinyatakan bersalah melakukan spionase. Dia dilaporkan menjalankan perusahaan jasa perdagangan dan perhotelan di Rason, zona ekonomi khusus di perbatasan Korea Utara dengan Rusia. Sedangkan dua tahanan lain belum diadili.
Kim Hak-song bekerja di bidang pengembangan pertanian di sebuah peternakan eksperimental yang dikelola Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang atau PUST.
Universitas itu satu-satunya perguruan tinggi swasta yang didanai di Korea Utara dan didirikan pada 2010 dengan sumbangan dari kelompok Kristen. Kim Hak-song ditahan Mei lalu karena tuduhan antipemerintah Korea Utara.
Tony Kim, yang menggunakan nama Kim Sang-duk, ditahan pada April 2017 di bandara Pyongyang. Dia mengajar akuntansi di PUST. Tony Kim dituduh melakukan tindakan kriminal dengan tujuan menggulingkan pemerintahan.