TEMPO.CO, Jakarta - Anak usia 12 tahun bernama Egor Pryanishnikov ditangkap polisi setelah ikut berunjuk rasa dan menyuarakan amarahnya kepada pemerintahan Vladimir Putin.
Pryanishnikov berunjuk rasa bersama puluhan demonstran turun ke jalan-jalan bersamaan waktunya dengan pelantikan Putin sebagai presiden Rusia untuk keempat kalinya.
Baca: Anak Orang Kaya Juga Bisa Kena Stunting, Ini Alasannya
Saat anak yang masih duduk di bangku sekolah itu menyampaikan pendapatnya tentang Putin, muncul polisi. Pryanishnikov ditarik keluar dari kerumunan pengunjuk rasa. Kedua tangannya diborgol.
Anak usia 12 tahun ditangkap polisi saat menyuarakan protes sambil berunjuk rasa saat berlangsung pelantikan Vladimir Putin sebagai
presiden Rusia keempat kali.
Anak usia sekolah itu kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil polisi untuk dibawa ke kantor polisi menjalani pemeriksaan. Para pengunjuk rasa marah dan meneriaki polisi: "Memalukan."
Baca: Vladimir Putin: Rudal Setan 2 Tak Bisa Dihancurkan Siapapun
Tak lama kemudian polisi membebaskan anak tersebut dengan menyerahkannya kepada ayah anak itu yang tampak menangis meninggalkan kantor polisi.
"Kenapa saya harus takut? Pergi ikut berunjuk rasa merupakan hak hukum bagi setiap orang," kata Prynanishnikov kepada Free News Volga yang kemudian dikutip Mirror, 8 Mei 2018.
Baca: Tiga Pesan Vladimir Putin Pada Musuh-Musuh Rusia
Polisi menuding para pengunjuk rasa sebagai Nazi dan ekstrimis berpotensi dan anak-anak yang ikut berunjuk rasa disebute telah diintimidasi,
Puluhan orang berunjuk rasa di sejumlah kota di Rusia pekan ini untuk menunjukkan kemarahannya terhadap Vladimir Putin yang dilantik sebagai presiden Rusia untuk keempat kalinya. Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan "Dia Bukan Raja Kami." Putin dilantik untuk menjabat sebagai presiden setelah meraih suara terbanyak dalam pemilu di Istana Kremlin di Moskow.