TEMPO.CO, Jakarta - Data Konsulat jenderal Republik Indonesia atau KJRI Jeddah, Arab Saudi, memperkirakan ada sekitar 400.000 warga negara Indonesia tinggal di Jeddah. Dari jumlah tersebut, sekitar 900 orang adalah mahasiswa dan sisanya TKI.
Baca: Arab Saudi Dihantam Pasir, Warga Diminta Waspada
Faiz Ahmad, Pelaksana Fungsi Konsuler KJRI Jeddah, Kementerian Luar Negeri, kiri, bersama Amat Fajri, Staf Lokal KJRI Jeddah, kanan, menceritakan kondisi WNI terkini di Jeddah, Arab Saudi dan penanganan jamaah umraj terlantar akibat kasus penipuan biro umrah, 7 Mei 2018. TEMPO/ Suci Sekar
Faiz Ahmad, Pelaksana Fungsi Konsuler KJRI Jeddah, Kementerian Luar Negeri, kepada Tempo pada Senin, 7 Mei 2018, menceritakan pihaknya menangani banyak kasus TKI bermasalah. Diantara data palsu TKI yang sangat menyulitkan pihaknya dalam melakukan pendataan dan penanganan kasus.
Baca: Lion Air Buka Perbangan Umroh Rute Palembang-Jeddah
Masalah lain yang muncul adalah TKI yang overstay atau melampaui izin tinggal yang diberikan. Walhasil, saat Raja Arab Saudi menerbitkan program amnesti, ribuan TKI memanfaatkan program ini untuk pulang ke tanah air.
"Melalui program ini, warga negara asing yang overstay diberikan pemaafan dan kelonggaran membayar sanksi imigrasi. Ini sebuah pekerjaan besar buat kami, staf di KJRI mengurus kepulangan TKI yang overstay," kata Fajri.
Pada 2011, ada sekitar 8 kloter penerbangan untuk memulangkan sekitar 2.500 TKI di wilayah Jeddah ke Indonesia. Kerjaan Arab Saudi, beberapa kali menerbitkan program amnesti dan dari program-program itu KJRI Jeddah total telah memulangkan sekitar 11.000 TKI overstay di wilayah itu.
KJRI Jeddah juga pernah terlibat dalam upaya evakuasi WNI dari Yaman ke Indonesia saat perang Yaman meletup pada 2014. Pasalnya, wilayah Jizan merupakan perbatasan terdekat antara Jeddah, Arab Saudi dengan Yaman.
Setelah evakuasi, KRJI Jeddah dihadapkan pada tanggung jawab memberikan perlindungan ekstra pada TKI yang berada di Najran, sebuah kota di Arab Saudi yang berbatasan dengan Yaman. Pasalnya, sampai sekarang perang Yaman masih berkecamuk dan situasi politik semakin keruh karena koalisi militer Arab Saudi melancarkan serangan ke Yaman. Tak pelak, sebagai wilayah terdekat dengan Yaman, penduduk Najran sering melihat dan mendengar rudal hilir-mudik di wilayah itu.
Untungnya, sampai sekarang belum ada TKI yang menjadi korban serangan rudal atau peluru 'nyasar'. KJRI Jeddah menghimbau agara warga Indonesia yang bertahan tinggal di Najran bersikap waspada dan saling menjalin kontak.