TEMPO.CO, Jakarta - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, dan Raja Maroko, Mohammed VI, sepakat bekerja sama dan bersatu menghadapi serangan Iran.
Laporan kantor berita Saudi Press Agency menyebutkan, Raja Salman mengatakan kepada Raja Maroko bahwa negaranya akan berdiri tegak di belakang Maroko menghadapi ancaman membahayakan keamanan, stablitias dan integritas wilayah.
Baca: Arab Saudi Dukung Maroko Hadapi Ancaman Stabilitas Keamanan
Raja Maroko, Hassan II (tengah) bersama pengusaha Arab Saudi Bakr bin Laden (kiri) dan Pangeran Abdul Majid bin Abdul Aziz (kanan), di Madinah, pada pertengahan dasawarsa 1990-an. AFP PHOTO/HO
"Kedua pemimpin sepakat terhadap pentingnya penyatuan posisi mereka dan saling koordinasi dalam upaya menghadapi serangan rezim Iran, intervensi terhadap urusan dalam negeri negara Arab dan bertujuan mengganggu stabilitas keamanan dunia Arab," tulis Saudi Press Agency sebagaimana dikutip Arab News, Jumat, 4 Mei 2018.
Maroko, pada Selasa 1 Mei 2018, mengatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran terkait dengan dukungan Teheran terhadao Front Polisario, kelompok perlawanan yang ingin memisahkan diri dari Rabat untuk merdeka.Raja Maroko Dikira Penyelundup
Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita, dalam keterangannya kepada media mengatakan, Maroko akan menutup Kedutaan Besar di Teheran dan mengusir Duta Besar Iran di Rabat setelah ada bukti bahwa Iran mendukung milisi Libanon, Hizbullah, serta memberikan pelatihan militer kepada militan Polisario.
Baca: Maroko Ancam Putus Hubungan dengan Iran, Dukung Sparatis
"Maroko juga menuduh pemerintah Aljazair terlibat dalam berbagai aksi militan Polisario dan Hizbullah," tulis Arab News. Bourita mengatakan, pengiriman pertama senjata ke Front Polisasrio memalui Kedutaan Besar Iran di Aljir.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain menyatakan dukungannya terhadap Maroko menghadapi setiap ancaman dari Iran. Negeri Mullah ini dituduh oleh negara Teluk menjadi sumber utama kerusuhan dan ketidakstabilan di kawasan dengan mempersenjatai milisi, termasuk Houthi di Yaman dan milisi Syiah di Irak.