TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Arab Saudi memiliki hak merespons ancaman Iran. Demikian keterangan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir kepada media, Selasa, 27 Maret 2018, sebagaimana dikutip Al Arabiya.
Pernyataan Jubeir itu disampaikan setelah milisi Houthi di Yaman meluncurkan rudal balistik menuju sejumlah kota di Arab Saudi pada Ahad, 25 Maret 2018. "Pasukan Arab Saudi berhasil mencegat tujuh rudal, termasuk yang ditujukan ke ibu kota Riyadh," kata Jubeir.
Baca: Iran: Arab Saudi Selundupkan Senjata dan Granat
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Adel al-Jubeir, saat menghadiri KTT Luar Biasa ke-5 OKI di Jakarta, 7 Maret 2016. REUTERS
Menteri Jubeir, yang juga menemani Putra Mahkota Mohammed bin Salman selama kunjungan ke markas Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, mengatakan Iran melanggar hukum internasional dan menyuplai milisi Houthi dengan rudal. Karena itu, kata Jubeir, Kerajaan Arab Saudi memiliki hak merespons ancaman Iran tersebut.
Sebuah rudal balistik yang ditembakkan milisi Houthi Yaman mengakibatkan kerusakan rumah di Riyadh, Arab Saudi. [Faisal Al Nasser/Reuters]
Adapun Putra Mahkota Mohammed bin Salman menanggapi serangan rudal Houthi ke Riyadh dan kota-kota lain di Arab Saudi dengan mengatakan aksi tersebut tidak lebih dari upaya terakhir mereka.
Baca: Arab Saudi Kembangkan Bom Nuklir Seperti Iran
Tanggapan Salman itu disampaikan pada Selasa, 27 Maret 2018, dalam pertemuan dengan editor dan wartawan New York Times terkait dengan serangan milisi Houthi ke kota di Arab Saudi, yakni Riyadh, Khamis Mushait, Najran, dan Jazan.