TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat memberikan sinyal pada Senin, 30 April 2018, untuk mengakhiri perang melawan ISIS di Irak.
Sinyal tersebut diduga terkait dengan dengan pengumuman pemerintahan Irak. Pada Desember 2017, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan pasukannya telah melumat habis ISIS di berbagai front tempur.
Baca: Irak Menyerang ISIS di Suriah
Personel militer Amerika Serikat (AS) mengheningkan cipta dalam seremoni di Baghdad, Irak, Kamis (15/12). Seremoni ini menandai berakhirnya misi AS di Irak. AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
"Pasukan kami merebut kembali seluruh wilayah yang dikuasai ISIS, termasuk di kota kedua setelah Bagdad, Mosul," bunyi pernyataan pemerintah Irak.
ISIS, kendati demikian, masih melakukan serangan sporadis termasuk pengeboman, pembunuhan dan penyergapan di berbagai kawasan di Irak, serta aktif menyerang di kawasan Suriah.Anggota tentara militer Amerika Serikat, menyantap makanan dalam makan malam bersama saat berada di dalam markas militer di Mosul, Irak, 28 April 2017. REUTERS
Dalam sebuah pernyataan yang diperoleh Al Arabiya, Amerika Serikat mengatakan, pasukan koalisi akan terus meningkatkan hubungan termasuk memberikan dukungan operasi tempur, pelatihan dan peningkatan kemampuan pasukan keamanan Irak.
Baca: Amerika Serikat Kirim Dua Kompi Pasukan ke Irak
Amerika Serikat dan sekutunya terlibat perang melawan ISIS di Irak 2011. Selanjutnya, sebagian pasukan mereka ditarik. Kini, sebagian kecil personel militer pasukan koalisi masih berada di Irak untuk memberikan pelatihan dan nasihat militer ke pemerintahan PM Haider.