TEMPO.CO, Jakarta - Irak melancarkan serangan udara mematikan ke Suriah. Serangan itu ditujukan untuk memerangi kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS yang berada di Suriah, sebuah negara yang bertetangga dengan Irak.
Serangan udara itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, menyatakan akan mengambil langkah nyata terhadap ISIS jika militan anggota kelompok itu mengancam keamanan Irak.
Baca: Amerika, Inggris dan Prancis Menyerang Suriah, Putin Mengecam
Pejuang dari Unit Perlindungan Wanita, atau YPJ, mengadakan sebuah perayaan perebutan wilayah ISIS di Paradise Square di Raqqa, Suriah, 19 Oktober 2017. AP
Baca: Pasukan Iran Bentrok dengan Militan ISIS, 6 Tewas
Dikutip dari situs al-Jazeera.com pada Jumat, 20 April 2018, jet-jet tempur Irak F-16 melintasi wilayah udara Suriah pada Kamis, 19 April 2018. Kantor Perdana Menteri Irak meyakinkan serangan itu berkoordinasi dengan militer Suriah.
“Berdasarkan perintah Panglima Militer, Haider al-Abadi, Angkatan Udara kami telah menjalankan serangan udara mematikan menumpas tempat-tempat perlindungan ISIS di Suriah pada Kamis kemarin, yang ada di dekat perbatasan Suriah-Irak,” demikian bunyi pernyataan kantor Perdana Menteri Irak, Kamis, 19 April waktu setempat.
Dalam keterangan itu disebutkan pula, serangan yang dilakukan Irak sangat berbahaya dan menggambarkan kemampuan militer Irak dalam memerangi terorisme. Sumber di militer Irak mengatakan operasi ini sepenuhnya berkoordinasi dengan militer Suriah.
Sebelumnya pada 2017, al-Abadi telah secara resmi menyatakan kemenangan pihaknya menumpas militan ISIS dengan bantuan koalisi pasukan bersenjata Kurdi dan syiah. Militer Irak menerima bantuan untuk melancarkan serangan udara dan darat untuk mengalahkan ISIS dari sebuah koalisi internasional. Kendati begitu, ISIS, yang bercokol di wilayah perbatasan Irak-Suriah, masih menjadi sebuah ancaman bagi Negara 1001 malam itu karena militan-militan kelompok ISIS masih mengacaukan dan menjatuhkan bom ke Irak.