TEMPO.CO, Jakarta - Utusan khusus Israel untuk PBB, Danny Danon, menuding Iran telah merekrut setidaknya 80.000 militan syiah untuk bertempur di perang sipil Suriah. Para militan itu mendapat pelatihan di sebuah markas yang terletak sekitar lima mill dari Ibu Kota Damaskus, Suriah.
“Iran telah merancang sebuah markas pelatihan, yang berada sekitar lima mill dari Damaskus. Apa yang dapat Anda lihat di sini adalah pusat induksi Iran dan pusat perekrutan di Suriah. Ada lebih dari 80.000 militan syiah di Suriah di bawah kendali Iran,” kata Danon, seperti dikutip dari Reuters.com pada Jumat, 27 April 2018, sambil memegang sebuah peta dan menunjukkan di mana letak markas, tempat militan syiah dilatih untuk melakukan serangan teror di Suriah dan seluruh kawasan. Suriah di kenal bersekutu dengan Iran dan Rusia.
Baca: Media Rusia, Suriah dan Iran Bilang Ini Soal Serangan Rudal AS
Pasukan khusus Irak menembak mati seorang militan ISIS yang akan melakukan bom bunuh diri di Mosul, Irak, 3 Maret 2017. Foto ini masuk dalam nominasi Spot News Singles pada World Press Photo. REUTERS/Goran Tomasevic.
Sementara itu dikutip dari situs timesofisrael.com pada Jumat, 27 April 2018, Danon dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB menyinggung tenggat waktu 12 Mei 2018, dimana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, harus memutuskan apakah Amerika Serikat akan tetap menjadi bagian dari kesepakatan nuklir Iran atau keluar. Sebab saat ini, Israel telah bersiap melakukan serangan militer jika diperlukan demi mencegah Iran menggunakan senjata nuklirnya.
Baca: Suriah: Amerika Serikat Tarik Diri, Perang dengan Iran Dimulai
“Israel memiliki sebuah kebijakan yang jelas dan akan seperti itu sejak pemerintahan perdana menteri Menahem Begin. Kami tidak akan membiarkan regim-regim yang menginginkan kehancuran kami (Israel),” kata Danon.
Israel tercatat pernah membom sebuah reaktor nuklir Irak pada 1981 dan satu reaktor nuklir Suriah pada 2007.