TEMPO.CO, Jakarta - Data yang dikeluarkan Pengadilan Yordania menunjukkan perkawinan anak Suriah di kamp pengungsi Yordania meningkat dua kali lipat.
"Perang, kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi menjadi faktor paling besar meningkatnya perkawinan di bawah umur di Timur Tengah," tulis Middle East Monitor mengutip data dari pengadilan Yordania.
Baca: Lembaga Donor, Ribuan Pengungsi Suriah Dipaksa Pulang
Sejumlah anak perempuan pengungsi Suriah mengangkat tangannya saat akan menjawab pertanyaan ketika mengikuti pelajaan di sekolah khusus pengungsi yang dibangun Kayany Foundation di Bar Elias, Bekaa valley, Lebanon, 19 Oktober 2017. REUTERS/Aziz Taher
Pada 2014, perkawinan seluruh pengungsi termasuk anak-anak mencapai 15 persen. Saat ini, jelas pengadilan Yordania, meningkat hingga 36 persen.
Perkawinan anak di bawah umur menjadi problem bagi gadis Suriah di kamp pengungsi Yordania, Libanon, Irak dan Turki. "Di sejumlah kamp pengungsi, 41 persen perkawinan melibatkan perempuan Suriah berusia di bawah 18 tahun."
Baca: Angelina Jolie Bawa Anak ke Kamp Pengungsi Suriah di Yordania
Sejumlah anak perempuan pengungsi Suriah berbaris untuk memasuki ruangan kelas di sekolah khusus pengungsi yang dibangun Kayany Foundation di Bar Elias, Bekaa valley, Lebanon, 19 Oktober 2017. REUTERS/Aziz Taher
Bagi keluarga Suriah, menikahkan anak mereka adalah bagian dari pembagian tanggung jawab atas kondisi kehidupan mereka. Orang tua di Suriah takut atas keselamatan anak-anak mereka, terutama pada kasus meningkatnya kekerasan seks terhadap para gadis, sehinga perkawinan menjadi salah stu jalan keluar.