TEMPO.CO, Jakarta - Serangan racun saraf terhadap mantan agen mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, memasuki babak penyelidikan baru. Diduga kuat, racun saraf mematikan itu dioleskan pada gagang pintu rumah Skripal di Kota Salisbury, Inggris.
“Tidak ada penjelasan yang masuk akal bagi penyerangan di Kota Salisbury pada 4 Maret yang membuat Skripal dirawat. Hanya Rusia yang mengetahui teknis, pengalaman operasional, dan motifnya,” kata penasihat keamanan nasional Inggris, Mark Sedwill, dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Diwartakan situs Edition.cnn.com pada Jumat, 13 April 2018, kepolisian Inggris sangat yakin Skripal dan putrinya pertama kali terpapar racun saraf di kediaman mereka. Substansi konsentrasi tertinggi racun ditemukan di gagang pintu depan rumah Skripal.
Baca: Tidak Ada Bukti Rusia Dalang Penyerangan Skripal
Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]
Baca: Eks Intel Ganda Rusia Skripal Ditawari Identitas Baru
Yulia sudah keluar dari rumah sakit pada awal pekan ini dan keberadaannya saat ini dirahasiakan. Sedangkan ayahnya, Skripal, masih di rawat di rumah sakit, tapi tidak lagi dalam kondisi kritis. Keduanya ditemukan sekarat di bangku sebuah pusat perbelanjaan di Kota Salisbury, Inggris.
Sampai sekarang, Rusia menyangkal tuduhan Inggris bahwa Negara Beruang Merah terlibat dalam penyerangan ini. Kasus ini telah berbuntut panjang hingga menimbulkan sengketa diplomatik di antara kedua negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menuturkan Rusia tidak akan percaya pada satu pun kesimpulan dalam kasus Skripal hingga tim ahli dari Rusia diberikan akses ke Skripal dan putrinya, materi-materi yang disebutkan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia atau OPCW; serta semua informasi mengenai kasus ini.