TEMPO.CO, Jakarta - Agen intelijen Inggris dan Amerika Serikat berebut menawarkan mantan agen ganda mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal identitas baru. Keduanya ditawari pula untuk tinggal di negara-negara sekutu Amerika Serikat dan Inggris, namun negara Abang Sam tampaknya pilihan terbaik karena di negara itu kecil kemungkinan mereka akan dibunuh di sana.
“Mereka akan ditawari identitas baru. M16 dan CIA sedang mendiskusikan hal ini,” kata sumber di pemerintah Amerika Serikat, seperti dikutip dari rt.com pada Senin, 9 April 2018.
Baca:Rusia Tantang Inggris, Buktikan Tidak Menyerang Skripal
Manten intelijen Rusia dan Inggris, Sergei Skripal sekarat terkena zat tak dikenal di Inggris [Independent.co.uk/AP]
Sumber tersebut juga menjelaskan Skripal dan putrinya sudah berangsur-angsur pulih setelah mendapat serangan racun saraf di Inggris. Saat ini pemerintah Amerika Serikat sangat yakin keduanya bisa membantu Amerika Serikat secepatnya dengan apa yang telah terjadi. Keamanan Skripal dan keluarganya adalah salah satu alasan dilakukannya relokasi.
Baca: Sebulan setelah Diracun, Eks Intel Ganda Rusia Skripal Pulih
“Hidup mereka tampaknya tidak akan sama lagi karena mereka akan terus membutuhkan perawatan kesehatan dan otoritas Inggris memastikan mereka akan lebih aman berada di satu dari lima negara pengawas, yakni Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Jelas tempat paling sedikit risiko bagi mereka adalah Amerika Serikat dan lebih mudah melindungi mereka dibawah identitas baru,” kata sumber di sebuah agen mata-mata yang mengikuti proses negosiasi ini.
Skripal adalah mantan agen ganda. Dia bekerja selama beberapa tahun dengan agen intelejen militer Rusia. Pada 1999 dia pensiun karena kondisi kesehatannya. Namun pada 2004 saat dia sedang merintis karir di Kementerian Luar Negeri Rusia, dia ditahan karena terbongkar fakta dia bekerjasama dengan agen rahasia Inggris sejak 1995.
Atas kesalahannya itu, pada 2006 dia divonis hukuman 13 tahun penjara. Akan tetapi, pada 2010 dia dibebaskan atas pengampunan dari Presiden Dimitry Medvedev, yang berkuasa saat itu. Pembebasannya juga sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan mata-mata. Selain Skripal, dia bersama tiga tahanan bekas mata-mata Rusia ditukar dengan 10 agen mata-mata yang ditangkap di Amerika Serikat. Tak lama setelah pertukaran itu, Skripal direlokasi ke Inggris dan tinggal di kota Salisbury hingga dia diracun pada awal Maret 2018.