TEMPO.CO, Jakarta - Cina mendukung pasar terbuka dan integritas ekonomi kawasan. Kepastian itu disampaikan Presiden Cina Xi Jinping di tengah-tengah ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat yang berisiko meletupkan perang dagang.
Seperti dikutip situs Scmp.com pada Rabu, 11 Maret 2018, Presiden Xi dalam pidatonya di Boao Forum mengatakan pihaknya sangat ingin memperlihatkan kepada dunia reformasi Cina dan kebijakan terbuka tetap pada jalurnya. Cina, ucap dia, terbuka untuk bisnis.
Baca: Perang Dagang, Media Cina Yakin Bakal Menang Lawan Amerika
Xi Jinping. telegraph.co.uk
Menanggapi pertanyaan Xi itu, sejumlah analis pesimistis Xi akan menarik diri menyusul ketegangan di sektor perdagangan yang terjadi antara Beijing dan Washington yang terus memanas.
“Boao Forum 2018 berbeda dibanding sebelumnya karena adanya potensi perang dagang yang sangat besar antara Amerika Serikat dan Cina,” ujar Shaun Rein, analis dan pendiri China Market Research Group.
Rein menuturkan, saat ini, ada banyak kekhawatiran terkait dengan apakah Cina akan terbuka untuk bisnis asing atau tidak serta insentif apa yang akan diberikan kepada negara-negara di Eropa dan Asia untuk membuat Amerika Serikat bukan prioritas dagang mereka.
Baca: Perang Dagang, Trump Mengecam Tarif Impor Cina
Baou Forum diselenggarakan pada 8 April-11 April 2018 di Hainan, Cina. Ini adalah forum tanding World Economy Forum di Davos, yang diadakan sejak 2002. Forum ini untuk memberikan sebuah sarana bagi Cina guna memenangi dukungan dari negara-negara lain di tengah naiknya ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat yang bakal berujung pada perang dagang.
Di antara pemimpin dunia yang hadir adalah Perdana Menteri Singapura Lee Hsein-loong, Presiden Austria Alexander Van der Bellen, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, dan Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde.