TEMPO.CO, Jakarta - Setelah 7 tahun berkecamuk perang sipil Suriah, Presiden Bashar al-Assad sampai sekarang masih bertahan memimpin Suriah. Kedutaan Besar Indonesia atau KBRI di Damaskus dalam keterangannya menyebut mendukung pemerintahan Suriah yang sah.
Akan tetapi posisi Indonesia tidak memihak di masa konflik ini. Posisi Indonesia jelas, yaitu mendukung penyelesaian damai dalam permasalahan yang dihadapi Suriah.
“Indonesia sudah pasti mendukung pemerintahan yang sah, yang didukung rakyat. Presiden Bashar Al Assad memenangkan pemilu 2014 dan secara sah terpilih kembali sebagai Presiden Republik Arab Suriah,” kata Makhya Suminar, Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler I (PF Protkons) KBRI Damaskus, kepada Tempo, Selasa, 3 April 2018.
Baca: PBB Tunda Pemungutan Suara Soal Suriah
Seorang pria menggendong putranya yang tewas akibat serangan udara, di depan rumah sakit Dar El Shifa, di Aleppo, Suriah, 3 Oktober 2012. Minggu ini merupakan tahun ketujuh Suriah dilanda peperangan dan kehancuran, ribuan orang meninggal dunia, anak-anak kehilangan orang tua, sekolah, tempat tinggal hingga waktu kecilnya yang seharusnya diisi dengan bermain dan senang-senang. (AP Photo/ Manu Brabo, File)
Makhya menjelaskan Suriah akan dikenang sebagai salah satu dari negara-negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia. Suriah dan Indonesia berada pada posisi yang sama bila dikaitkan dengan semangat membela perjuangan kemerdekaan Palestina dan perjuangan memerangi terorisme. Dalam masa sulit pun, Suriah selalu mendukung posisi Indonesia dalam pencalonan di berbagai organisasi internasional.
“Sahabat yang baik adalah teman yang tidak akan meninggalkan sahabatnya ketika tengah mengalami kesulitan. Itu adalah motto yang menggambarkan kedekatan Suriah dan Indonesia,” ujarnya.
Baca: Unicef Tak Bisa Gambarkan Kengerian Perang Suriah
Suriah sangat menghormati dan menghargai Indonesia bila dilihat dari masih dibukanya KBRI di masa krisis. Hubungan politik yang sudah sedemikian erat dan baik ini, akan menjadi modalitas bagi peningkatan hubungan di bidang lainnya, yaitu ekonomi perdagangan, turisme, sosial budaya dan pendidikan kedua negara.