TEMPO.CO, Jakarta - Perang saudara di Suriah telah menjadi perang paling mengerikan pada era modern. United Nations Children's Fund (Unicef) menerbitkan laporan kosong untuk menggambarkan buruknya perang Suriah hingga tak bisa dilukiskan oleh kata-kata.
Hari, bulan, tahun, semuanya berlalu dengan sangat buruk di Suriah. Tak ada kata yang bisa menggambarkan kondisi ini. Perang telah menghancurkan negara yang indah oleh bangunan-bangunan kuno tersebut.
Seperti dikutip dari Edition.cnn.com pada 20 Februari 2018, dalam beberapa hari terakhir, pesawat-pesawat tempur pemerintah Suriah, roket, dan artileri telah menghujani Ghouta timur, yang terletak di luar Ibu Kota Damaskus. Langkah itu dilakukan untuk membebaskan Ghouta timur, yang telah berada dalam kekuasaan kelompok-kelompok pemberontak dan dalam pengepungan sejak 2012.
Baca: Rusia: Suriah Kuasai 85 Wilayah Negara
Petugas mengevakuasi korban serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran kota Damaskus, 20 Februari 2018. Sebanyak 98 orang tewas dalam serangan ini. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Pada Senin 19 Februari lalu, serangan pasukan militer Suriah di wilayah itu telah menewaskan lebih dari seratus penduduk. Banyak dari korban tewas adalah anak-anak. Beberapa organisasi kemanusiaan yang dihubungi CNN menjelaskan, jumlah korban jiwa pada Selasa pagi, 20 Februari 2018, naik sekitar 50 orang.
Kantor berita yang dijalankan pemerintah Suriah, Syrian Arab News Agency, pada Selasa, 20 Februari 2018, mewartakan roket dan tembakan mortar yang dilepaskan kelompok-kelompok pemberontak di Ghouta timur pada hari itu telah menewaskan lima warga sipil dan melukai 20 lain di Damaskus tengah. Pasukan militer Suriah membalas serangan itu dengan menghancurkan secara tepat peluncur-peluncur roket dan benteng yang digunakan kelompok pemberontak bersenjata Suriah.
Baca: Perang Suriah, Satu dari Empat Anak Sakit Jiwa
Petugas memadamkan api di sebuah toko seusai serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran kota Damaskus, 20 Februari 2018. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Buruknya situasi yang terjadi dalam perang Suriah dan hampir tidak adanya tanda-tanda kekerasan bisa dihindari telah mendorong Unicef menerbitkan sebuah laporan kosong dengan hanya mencantumkan judul sederhana tapi menohok, yakni “Tidak Ada Kata-kata yang Bisa Memberikan Keadilan pada Anak-anak yang Terbunuh, Ibu-ibu Mereka, Ayah-ayah Mereka, dan Orang-orang yang Mereka Sayangi”.
Pada halaman akhir laporan kosong itu, terdapat catatan kaki yang berbunyi, “Unicef menerbitkan laporan kosong ini karena kami tidak lagi punya kata-kata untuk menggambarkan penderitaan anak-anak dan kemarahan kami atas perang Suriah. Adakah mereka yang menderita masih memiliki kata-kata untuk menggambarkan tindakan-tindakan barbar ini?”