TEMPO.CO, Jakarta - Australia berharap Russia membalas sikap negara itu dengan memulangkan diplomatnya setelah Negara Kangguru itu mengusir dua diplomat Russia dari Australia. Pengusiran diplomat Rusia tersebut atas tuduhan telah bertindak sebagai mata-mata asing dan mereka diminta angkat kaki dalam tempo 7 hari ke depan.
“Kedua diplomat Rusia berada di Australia untuk menjalankan tugas-tugas diplomatik, tetapi juga benar-benar petugas intelijen yang tidak terdeklarasi. Itu artinya, mereka diduga mata-mata pemerintah Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, Selasa, 27 Maret 2018, seperti dikutip dari www.sbs.com.au
Atas pengusiran diplomat Rusia itu, Bishop mengatakan pihaknya berharap akan ada sikap balasan dari Russia berdasarkan pembicaraannya dengan Duta Besar Rusia untuk Australia.
“Kami percaya Rusia bermaksud mengeluarkan diplomat-diplomat kami dari kedutaan besar kami di Moskow,” kata Bishop di hadapan wartawan.
Baca: Ahli Kimia Inggris Usut Racun Saraf di Tubuh Eks Intelijen Rusia
Julie Bishop. Reuters
Baca: Novichok, Racun Bikin Eks Agen Rahasia Rusia Sekarat
Langkah pengusiran diplomat ini juga sebagai bagian dari respon diplomatik global terkait serangan racun saraf terhadap mantan intelijen Rusia yang tinggal di Inggris. Total sudah lebih dari 100 diplomat Rusia dikeluarkan dari sekutu Inggris di Eropa dan Amerika Serikat.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan peristiwa serangan dengan racun pada mantan anggota intelijen Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, adalah sebuah serangan kriminal. Sampai berita ini diturunkan, Skripal dan putrinya masih dirawat di rumah sakit.