TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pemerintah Afganistan mengejar pelaku ledakan bom menjelang perayaan Tahun Baru Persia di Universitas Kabul yang menyebabkan sedikitnya 29 orang tewas dan 52 lain mengalami luka-luka pada Rabu, 21 Maret 2018.
Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS menyatakan bertanggung jawab atas aksi mematikan tersebut. "Kami bertanggung atas serangan bom ke Universitas Kabul dan Rumah Sakit Ali Abad," bunyi siaran pers ISIS yang diterbitkan kantor berita Amaq.
Baca: Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS
Petugas berbicara di telepon di lokasi serangan bunuh diri di Kabul, Afganistan, 9 Maret 2018. AP/Massoud Hossaini
Sejumlah laporan media massa setelah mengutip keterangan Kementerian Dalam Negeri Afganistan menyebutkan seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan bahan peledak yang bawanya saat berjalan di antara kerumunan orang.
Menurut laporan Al Jazeera, serangan itu terjadi ketika warga Afganistan sedang siap-siap akan merayakan hari libur Nowruz, sebuah perayaan dimulainya Tahun Baru Persia.
"Di antara korban tewas adalah kaum remaja setelah pelaku bom bunuh diri beraksi di kepadatan orang di Kabul yang sedang merayakan hari libur Tahun Baru Persia," kata pejabat Afganistan, sebagaimana dikutip Japan Times.Petugas menginvestigasi lokasi serangan bom bunuh diri di dekat sebuah masjid Syiah di Kabul, Afganistan, 9 Maret 2018. REUTERS/Omar Sobhani
Kementerian Dalam Negeri menyatakan korban tewas naik menjadi 33 orang dan korban luka 65 orang. Kabar sebelumnya menyebutkan korban tewas 29 orang dan korban luka 52 orang.
"Semua korban luka warga sipil," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi.
Afganistan beberapa bulan ini kerap dihajar bom setelah posisi ISIS terdesak di Irak dan Suriah. Selasa lalu, pada malam Nowruz, pejabat Kementerian Dalam Negeri menuturkan jumlah anggota pasukan keamanan cukup untuk mengamankan perayaan Nowruz. Namun, sehari kemudian, Kabul dihajar bom bunuh diri.
Baca: Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera dari Kabul, pengamat keamanan nasional, Habib Wardak, mengatakan timing dan lokasi serangan bukan kebetulan, tapi sudah direncanakan rapi. "Ini adalah hari nasional bagi kami. Banyak orang dari berbagai penjuru daerah hadir di kota. Mereka ingin merayakan Tahun Baru," ucapnya.
Sejak awal 2018, ISIS dan Taliban melancarkan serangkaian serangan mematikan di berbagai wilayah di Afganistan yang menewaskan lebih dari 200 orang.