TEMPO.CO, Jakarta - Seorang diplomat di Dewan Keamanan PBB mengatakan kepada CNN, Korea Utara telah mengirimkan bahan baku untuk senjata kimia ke Suriah.
Menurut diplomat yang tak bersedia disebutkan namanya itu, ada sejumlah bukti bahwa Korea Utara menyuplai Suriah benda berupa katup dan termometer yang bisa digunakan untuk memproduksi senjata kimia.
Baca: AS: Rusia Tahu Suriah Gunakan Senjata Kimia
Petugas medis Suriah melakukan latihan bagaimana memberikan pertolongan pada korban serangan kimia di Gaziantep, Turki, 20 Juli 2017. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga medis Suriah menghadapi serangan senjata kimia. REUTERS/Murad Sezer
"Laporan mengenai bahan kimia Korea Utara diperoleh dari para peserta rapat panel di PBB," kata diplomat ini seperti dikutip CNN.
Dia menambahkan, laporan yang sama juga menyebutkan, para ahli rudal Korea Utara pernah mengunjungi Suriah pada 2016 dan 2017, setelah negeri komunis itu menyuplai senjata kimia ke Timur Tengah.
Selama kunjungan, para ahli tinggal di fasilitas militer Suriah. Salah seorang anggota panel PBB menyatakan dalam kunjungan tersebut menyatakan para ilmuwan Korea Utara kemungkinan masih beroperasi di Barzeh, Adra dan Hama.Militer AS meluncurkan rudal Tomahawk dari kapal perang AS yang ada di wilayah Laut Tengah, menyasar sebuah pangkalan udara di Suriah, 7 April 2017. Aksi ini merupakan pembalasan atas serangan senjata kimia mengerikan, terhadap warga sipil di sana. Mass Communication Specialist 3rd Class Ford Williams/U.S. Navy via AP
Dalam beberapa pekan ini Suriah mendapatkan sorotan setelah pasukannya dituding melakukan serangan dengan gas klorine di Ghouta Timur, daerah pinggiran Damaskus, yang mengakibatkan sedikitnya 500 orang tewas.
Baca: Perang Suriah, PBB Menduga Senjata Kimia Digunakan
Aksi tersebut ditanggapi oleh Dewan Keamanan PBB dengan mengeluarkan resolusi gencatan senjata selama 30 hari yang berlaku sejak Sabtu pekan lalu untuk memberikan akses kemanusiaan dan evakuasi para korban perang.