TEMPO.CO, Florida -- Orang tua asuh penembak massal siswa sekolah Florida, Amerika Serikat, Nikolas Cruz, 19 tahun, mengatakan anak asuhnya itu mengaku sedang pergi ke bioskop menjelang melaksanakan aksinya. Cruz mengirimkan pesan singkat kepada anak kandung dari orang tua asuhnya bahwa dia juga punya rahasia.
Pada Hari Valentine, 14 Februari 2018, seperti dilansir Reuters, Cruz menembak mati 17 orang siswa dan guru dari sekolah menengah Marjory Stoneman Douglas High School. Dia menembaki korbannya di sekolah menjelang bubaran dengan senapan serbu semiotomatis AR-15, yang disembunyikan di tas sandangnya bersama beberapa magazine peluru.
Warga berkumpul untuk menyalakan lilin untuk korban penembakan di sekolah menengah Marjory Stoneman Douglas di Florida, 15 Februari 2018. Nikolas Cruz, seorang mantan siswa, melakukan penembakan yang menewaskan 17 orang. AP
Baca: Penembakan di Florida Amerika Serikat, Siapa Nikolas Cruz?
"Dia (Cruz) mengatakan kepada anak lelaki saya dia akan pergi nonton film di bioskop," kata James Snead kepada ABC "Good Morning America", Senin, 19 Februari 2018.
Baca: Trump Salahkan FBI, Siswa Korban Penembakan Marah, kenapa?
James, 48 tahun, merupakan veteran angkatan darat Amerika Serikat. Sedangkan istrinya, Kimberly, bekerja sebagai perawat.
"Dan dia bilang dia punya cerita yang akan diceritakannya. Anak saya bertanya, 'Apa sih? Apa sih?' Dan dia menjawab, 'Bukan hal buruk, bro.' Seperti itu. Dia bilang dia akan pergi ke bioskop. Itu pesan terakhir yang diterima anak lelaki saya.. 'Yo'. Seperti itu."
Pasangan suami istri ini menjelaskan hal ini beberapa jam sebelum Cruz, yang mengenakan baju terusan warna merah oranye, muncul sebentar di depan pengadilan Broward County Circuit Court di Fort Lauderdale.
Pengadilan membahas kasus ini sejenak termasuk memastikan dokumen yang diperlukan dalam kasus pembunuhan besar ini.
Pasangan Snead mengaku selama Cruz tinggal bersama mereka tidak ada tanda-tanda perilaku yang menunjukkan dia merencanakan hal berbahaya itu. "Semua yang orang-orang tahu kami tidak tahu," kata James Snead.
Aaron Feis, asisten pelatih sepak bola di Marjory Stonemason Douglas High School di Parkland, Florida, tewas saat menjadi tameng bagi sejumlah murid saat pelaku melepaskan tembakan. Nikolas Cruz diduga menjadi pelaku dalam peristiwa ini. Facebook via AP
James dan Kimberly Snead menerima Cruz tinggal di rumah mereka setelah ibu angkatnya, Lynda Cruz, meninggal dunia pada November karena pneumonia. Cruz saat itu diadopsi sejak kanak-kanak. Ayah angkatnya meninggal pada 2005.
"Kondisi emosi kami saat ini masih kacau," kata James Snead mengatakan perasaannya pasca penembakan massal. "Masih terasa berat. Kami masih merasa sakit. Kami masih bersedih."
Anak lelaki pasangan ini juga bersekolah di sekolah yang sama dengan para korban penembakan. "Dia tentu merasa sangat marah. Dia punya teman-teman di sekolah itu."
Sebelum tinggal bersama keluarga Sneads, Cruz tinggal bersama seorang teman lama keluarga angkatnya. Cruz pindah ke rumah Snead karena diajak anak lelaki keluarga itu, yang berteman di sekolah. Sebelum Cruz tinggal, James Snead mengatakan dia baru bertemu Cruz beberapa kali.
"Dia bermalam di ruam. Dia sangat sopan. Dia tampaknya normal," kata James Snead sambil menambahkan Cruz mengikuti semua aturan di rumah.
Kimberly teringat hal yang berbeda yang dilakukan Cruz adalah dia mengaku tidak sekolah pada saat Hari Valentine. "Dia bilang dia tidak pergi sekolah di Hari Valentine," kata James menambahkan.
James mengaku mengetahui peristiwa penembakan massal itu saat anggota SWAT menelponnya dan bertanya,"Dimana anak lelaki saya Nikolas Cruz," kata dia. "Saya bilang dia bukan anak lelaki saya dan saya tidak tahu dia ada dimana."