Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Proyek E-KTP Afganistan Bangkitkan Permusuhan Etnis Pashtun-Tajik

image-gnews
Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersalaman dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani saat menggelar pertemuan di Istana Presiden Arg, Kabul, Afganistan, 29 Januari 2018. Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Afghanistan di tengah rangkaian teror bom yang terjadi di Kabul. REUTERS/Massoud Hossaini/Pool
Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersalaman dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani saat menggelar pertemuan di Istana Presiden Arg, Kabul, Afganistan, 29 Januari 2018. Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Afghanistan di tengah rangkaian teror bom yang terjadi di Kabul. REUTERS/Massoud Hossaini/Pool
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek multi juta dolar kartu identitas elektronik atau e-KTP yang baru menjelang pemilihan di Afganistan telah membangkitkan kembali permusuhan etnis antara Pashtun dan Tajik, serta meningkatkan ketegangan politik di tengah negara ini menghadapi serangan Taliban bertubi-tubi.

Perselisihan tersebut membahas nama kebangsaan yang akan dicantumkan pada e-KTP. Sejumlah tokoh terkemuka dari beberapa kelompok etnis menolak istilah Afghanistan dicantumkan dalam kolom etnis. Mereka beralasan, Afganistan merujuk pada etnis Pashtun, sementara negara itu terdiri dari beberapa etnis. 

Baca: Batas Akhir Pengungsi Afganistan di Pakistan Habis, Nasib Mereka?

Presiden Ashraf Ghani beretnis Pasthun dan gubernur di provinsi utara beretnis Tajik. Alhasil muncul kontraversi ketegangan antar politisi tentang nama kebangsaan yang harus dicantumkan di KTP mereka. 

Politisi dari kelompok etnis utama Afghanistan mendesak negara harus dicatat sebagai Afghanistan. Tapi itu adalah istilah yang dulu digunakan untuk merujuk pada orang-orang Pashtun, dan anggota kelompok etnis lain keberatan dengan penggunaannya.

"Etnisitas kami adalah identitas kami dan kartu identitas dengan nama Afghan di atasnya, tidak akan pernah bisa diterima oleh kami. Tidak ada kompromi, "kata Farhad Sediqi, anggota parlemen Tajik yang vokal.

"Kami lebih memilih untuk memiliki 'Republik Islam Afghanistan' pada kartu identitas dan itu mencakup semuanya," ujarnya. 

Baca: Serangan Hotel di Afganistan, 100 Sandera Dibebaskan

Presiden Ashraf Ghani akhirnya menunda peluncuran kartu tersebut dan meminta sebuah solusi.

Tapi kemarahan para anggota parlemen berubah menjadi barbar dan saling ancam. 

Seorang anggota parlemen Pashtun, Saheb Khan, memperingatkan majelis tersebut bahwa dia akan siap mempertarukhkan nyawanya untuk melawan  siapa pun yang tidak menerima kata Afghanistan di kartu identitas.

"Saya akan mempertahankan setetes darah terakhir saya identitas saya yang Afghanistan dan harus disertakan dalam dokumen tersebut," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, 8 Februari 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anggota parlemen Hazara Mohammad Akbari mengatakan penggunaan kata Afghanistan adalah pemaksaan yang tidak adil terhadap orang-orang non-Pashtun.

"Ini adalah negara kita semua, tidak hanya orang Pashtun," kata Akbari. 

Perselisihan tersebut telah memicu beberapa demonstrasi kaum etnis Pashtun di Kabul untuk meminta pemerintah agar tidak tunduk pada tuntutan kelompok lain.

Baca: Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Tidak ada sensus yang telah dilakukan di Afghanistan selama beberapa dekade.  Etnis Pashtun adalah mayoritas di Afghanistan dengan populasinya 43 persen, diikuti oleh Tajik sebesar 27 persen, Uzbek 9 persen, Hazara 8 persen, Aimaq 4 persen, Turkmen 3 persen dan etnis 5 persen.

Kisruh ini bermula ketika Presiden Ghani mengeluarkan dekrit tahun lalu mengenai amandemen undang-undang untuk memasukkan kewarganegaraan, etnisitas dan agama ke dalam KTP namun parlemen menolaknya. Berbagai amandemen telah melayang sejak saat itu namun kebuntuan terus berlanjut.

Mantan raja Afghanistan adalah Pashtun, seperti pendahulu Ghani, Hamid Karzai. Tapi etnis Tajik mendapatkan jabatan kuat di pemerintahan, militer dan keamanan setelah penggulingan Taliban Pashtun pada tahun 2001.

Pemerintah yang memerintah saat ini muncul dari kesepakatan pembagian kekuasaan yang diperantarai Amerika Serikat setelah pemilihan 2014 yang diperselisihkan saat Ghani dan saingan utamanya, Abdullah Abdullah, yang mendapat dukungan dari Tajik, mengklaim kemenangan di tengah tuduhan kecurangan di kedua belah pihak.

Situasi ini memunculkan kenangan akan perang saudara pada 1990-an tentang etnis yang menewaskan lebih dari 100.000 orang.

KTP yang dinamai e-Tazkira, dipandang sebagai langkah penting untuk menghindari kecurangan dalam pemilihan parlemen tahun ini, dan pemilihan presiden Afganistan tahun depan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

3 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

8 Februari 2024

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

Abdul Qayoum Safi asal Afganistan lulus dari Magister Ilmu Komunikasi Unpad dengan IPK tertinggi 4,00.


Jokowi Disebut Pernah Marah karena KPK Usut Korupsi E-KTP, Ini Kilas Balik Kasus yang Seret Setya Novanto

4 Desember 2023

Ekpsresi terpidana korupsi e-KTP Setya Novanto saat memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 dengan terdakwa mantan Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019. Sebagaimana diketahui, Setnov sempat dipindah ke Lapas Gunung Sindur setelah kabur dari Rumah Sakit Santosa Bandung pada Jumat, 14 Juni 2019. TEMPO/Imam Sukamto
Jokowi Disebut Pernah Marah karena KPK Usut Korupsi E-KTP, Ini Kilas Balik Kasus yang Seret Setya Novanto

Jokowi disebut pernah memarahi Ketua KPK Agus Rahardjo gara-gara pengusutan korupsi e-KTP. SImak kilas kasus korupsi yang menyeret Setya Novanto ini.


Bicara Soal Pengungsi, Seniman Afganistan Gelar Pameran Tunggal di Bandung

30 September 2023

Pameran tunggal Nesar Ahmad Eesar di galeri Lawangwangi Creative Space, Bandung, mulai 29 September hingga 29 Oktober 2023.  Foto: TEMPO|ANWAR SISWADI.
Bicara Soal Pengungsi, Seniman Afganistan Gelar Pameran Tunggal di Bandung

Seniman asal Kabul, Afganistan, Nesar Ahmad Eesar menggelar pameran tunggal yang memotret keseharian pengungsi Afganistan.


Buron Dito Mahendra Masih di Indonesia? Berikut DPO Belum Tertangkap Termasuk Harun Masiku

23 Juli 2023

Pada a wal tahun 2020, publik dihebohkan dengan kasus dugaan suap calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Harun Masiku. Harun Masiku diduga menyuap komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan untuk menjadi anggota DPR. Facebook.com
Buron Dito Mahendra Masih di Indonesia? Berikut DPO Belum Tertangkap Termasuk Harun Masiku

Bareskrim Polri menyebut tersangka Dito Mahendra masih di Indonesia. Ini DPO yang belum tertangkap, tentu termasuk Harun Masiku.


Polisi Sebut Dito Mahendra Masih di Indonesia, Begini Aturan Penetapan Status Buron Alias DPO

23 Juli 2023

Dito Mahendra. Foto: Istimewa
Polisi Sebut Dito Mahendra Masih di Indonesia, Begini Aturan Penetapan Status Buron Alias DPO

Bareskrim Polri menyebut tersangka Dito Mahendra masih berada di wilayah Indonesia. Bagaimana polisi menetapkan status buron atau DPO seseorang?


Taliban Klaim Hidup Perempuan di Afghanistan Kini Lebih Baik

25 Juni 2023

Mahasiswi Afghanistan berjalan di dekat Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Taliban dikenal memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas dua, dan hampir tidak memiliki representasi di negara tersebut. REUTERS/Ali Khara
Taliban Klaim Hidup Perempuan di Afghanistan Kini Lebih Baik

Taliban mengklaim telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki kehidupan perempuan di Afghanistan.


Osama bin Laden Tewas pada 2 Mei 2011, Benarkah?

2 Mei 2023

Osama bin Laden. AP
Osama bin Laden Tewas pada 2 Mei 2011, Benarkah?

Osama bin Laden dilaporkan tewas pada 2 Mei 2011 dalam serangan tentara Amerika Serikat. Ada cerita lain soal kematian Osama.


KPK Sebut Buron Kasus E-KTP Gagal Ditangkap Gara-gara Status Red Notice

26 Januari 2023

Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Karyoto memberikan keterangan saat konferensi pers penahanan dua tersangka baru kasus dugaan suap di Mahkamah Agung, di gedung KPK, Jakarta, Senin, 28 November 2022. KPK menetapkan Staf Hakim Agung Gazalba Saleh, Redhy Novarisza dan Hakim Yustisial Prasetio Nugroho sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sebut Buron Kasus E-KTP Gagal Ditangkap Gara-gara Status Red Notice

Buron kasus e-KTP Paulus Tannos bisa berpindah tempat dari Thailand sebelum dicokok oleh aparat penegak hukum.