TEMPO.CO, Jakarta -Seorang pria Rusia yang mengajarkan yoga ditangkap berdasar undang-undang baru kontroversial yang dirancang untuk memerangi terorisme.
Seperti dilansir The Independent, Jumat 19 Januari 2018, Dmitry Ugay ditangkap saat memberikan ceramah tentang filosofi yoga di festival Kota St. Petersburg.
Aparat mendakwa pria 44 tahun itu melanggar aturan anti-teror Yarovaya yang disahkan tahun lalu karena mengajarkan yoga.
Baca juga:
Hidup di Suhu Minus 62 Derajat, Mungkinkah? Cerita dari Rusia
Dinamai menurut pembuatnya yakni anggota parlemen Rusia, Irinia Yarovaya, undang-undang baru yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin, mencakup pembatasan aktivitas misionaris, kelompok agama, dan pengikut yang dianggap pemerintah sebagai agama non-tradisional.
Penangkapan Ugay terjadi setelah dia dituduh oleh rekan festival lainnya, Nail Nasibulin, merekrut pemuda untuk bergabung dengan "organisasi pseudo-Hindu" -nya.
Pria yang juga berprofesi sebagai programmer komputer itu mengatakan dimasukkan ke dalam mobil polisi dan diperintahkan untuk menandatangani selembar kertas kosong, yang tidak dia lakukan.
Penangkapan tersebut telah mendapat perhatian di Rusia. Para pengkritik menyebut pasal-pasal dalam UU Yarovaya terbuka untuk interpretasi.
Alexander Verkhovsky, kepala Sova Center yang memantau eksploitasi tindakan anti-teror, mengatakan,"Tidak mengejutkan jika polisi tidak dapat menyelesaikannya. UU itu sulit diimplementasikan dengan baik karena mengandung pasal karet.”
Dia mengatakan dalam kasus Ugay, tidak jelas kelompok agama mana yang dimaksud. "Yoga sama sekali bukan kelompok agama," Verkhovsky menegaskan.
Sebelum Ugay undang-undang ini telah membawa dua korban di Rusia. Seorang pengikut Hare Krishna didakwa melakukan kegiatan misionaris ilegal karena membagikan literatur, dan menghadapi denda 50.000 rubel. Sementara organisasi amal Salvation Army juga didenda. Sebanyak 36 salinan Alkitab juga disita dari organisasi itu setelah tidak diberi label dengan benar sebagai bahan religius.