TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, serangan militer dari udara dan darat melawan Kurdi yang menguasai kantong di Afrin, sebelah utara Suriah, telah dimulai.
Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, setelah beberapa kali melancarkan tembakan senjata berat, Turki menerbangkan sejumlah jet tempur ke posisi Kurdi Suriah PYD dan YPG di beberapa distrik yang menjadi benteng pertahanan Kurdi, pada Sabtu 20 Januari 2018.
Baca: Turki dan AS Memanas, Rusia Geser Pasukan di Suriah?
Pendemo membawa gambar pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) saat aksi menentang serangan Turki terhadap Afrin, di provinsi Hasaka, Suriah, 18 Januari 2018. REUTERS
"Bombardir dengan senjata berat dilakukan oleh unit bersenjata pro-Ankara yang dikenal dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) ke wilayah Afrin," tulis kantor berita Turki, Anadolu.
Erdogan, Sabtu, mengatakan, operasi di Afrin akan disusul dengan tekanan ke utara Kota Manbij. "Kawasan ini dikuasai pasukan Kurdi dukungan Amerika Serikat yang diambil alih dari ISIS pada 2016," kata Erdogan.
Kurdi memasukkan Partai Bersatu Demokratik Kurdi Suriah (PYD) dan sayap militernya, YPG, sebagai kelompok teroris di bawah naungan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berperang melawan Turki sejak dekade lalu.Seorang demonstran Suriah Kurdi melemparkan batu kearah mobil polisi saat terlibat bentrokan di Suruc, Provinsi Sanliurfa, Turki, 22 September 2014. Polisi Tukri terlibat bentrok karena demonstran kurdi menuduh Ankara berpihak pada Negara Islam (IS). REUTERS/Murad Sezer
Amerika Serikat, menurut laporan Al Jazeera, sebelumnya mempersenjatai YPG yang dianggap efektif melawan kelompok bersenjata ISIS di darat.
Baca: Turki Gelar Operasi Militer Gempur Kurdi di Afrin, Suriah
Presiden Erdogan mengatakan, seluruh kelompok bersenjata Kurdi sama semua. Mereka mengubah nama ataupun tidak, mereka adalah organisasi teror yang harus diperangi oleh Turki. Menurut beberapa laporan, sekitar 8.000-10.000 pemberontak Kurdi berada di Afrin.