Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

AS Beri Sanksi kepada Dua Ahli Rudal Korea Utara

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Donald Trump mengancam akan menyerang Korea Utara dengan kekuatan penuh
Donald Trump mengancam akan menyerang Korea Utara dengan kekuatan penuh "fire and fury", yang diterjemahkan media dan publik sebagai ancaman serangan nuklir. Ini pertama kalinya Presiden AS mengancam musuhnya dengan kehancuran besar-besaran. Ini berlanjut dengan Trump menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai manusia roket kecil, anjing kecil sakit dan orang pendek gendut. Kim menyebut Trump sebagai orang tua pikun dan gila. (Chris Kleponis-Pool/Getty Images)
Iklan

TEMPO.CO, Washington -- Pemerintah Amerika Serikat kembali mengenakan sanksi kali ini kepada dua tokoh pengembang misil Korea Utara, Kim Jong Sik dan Ri Pyong Chol, yang bertanggung jawab mengembangkan teknologi rudal balistik antar-benua.

Pada saat yang sama, Rusia menawarkan bantuan untuk menjadi mediator untuk mengurangi ketegangan Washington dan Pyongyang.

Baca: Korea Utara Kecam Sanksi DK PBB sebagai Tindakan Perang

 

Tekanan kepada Korea Utara ini merupakan lanjutan dari sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membuat negara komunis itu melucuti program senjata nuklirnya. Korea Utara telah menyatakan rudal balistik berhulu ledak nuklir, Hwasong-15, bakal mampu menjangku semua wilayah AS.

Baca: Dukung Sanksi DK PBB Atas Korea Utara, Ini Kata Cina

"Kementerian Keuangan menargetkan pemimpin program rudal balistik Korea Utara sebagai bagian dari tekanan maksimal kami untuk mengisolasi (Korea Utara), dan melakukan denuklirisasi Semenanjung Korea," kata Steve Mnuchin dalam pernyataannya, Rabu, 27 Desember 2017. Sanksi ini bersifat simbolis namun penting agar tidak ada warga negara AS yang mau berhubungan dengan Korea Utara.

Langkah AS ini juga melanjutkan sanksi ekonomi berat yang dikeluarkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat pekan lalu sebagai respon atas uji coba rudal balistik Hwasong - 15 pada 29 Nopember lalu. Sanksi PBB itu mencukur suplai minyak mentah dan produk minyak olahan ke Korea Utara. Ini membuat Korea Utara berang dan menyebut sanksi PBB besutan AS itu sebagai tindakan perang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Uniknya, Cina dan Rusia, yang merupakan sekutu Korea Utara, ikut mendukung pengenaan sanksi ekonomi berat ini. Kedua negara juga secara terbuka menyatakan berlatih penggunaan teknologi pelacakan misil sebagai antisipasi jika konflik di Semenanjung Korea terjadi.

Menurut analis pertahanan Cina, latihan kedua negara ini dilakukan karena sikap Kim Jong Un yang sulit ditebak malah mengkhawatirkan negara sekutunya sendiri.

Mengenai tawaran mediasi dari Rusia, Kremlin mengatakan menunggu respon dari AS dan Korea Utara. "Kesiapan Rusia untuk deeskalasi konflik merupakan hal yang jelas," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.

Soal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Justin Higgins, mengatakan negaranya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Korea Utara lewat berbagai jalur diplomatik. "Kami ingin Korea Utara tahu bahwa ada jalur berbeda yang bisa ditempuh saat ini. Jadi terserah Korea Utara jika ingin berubah dan kembali ke proses perundingan yang kredibel," kata dia.

REUTERS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.