TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Mesir membunuh 14 militan bersenjata di Sinai dan di kawasan Provinsi Terusan Suez tak jauh dari masjid tempat pembantaian yang menewaskan 311 orang jamaah.
Kantor Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam keterangannya kepada media sebagaimana dikutip Fars News menyebutkan, sebanyak 11 militan tewas dalam baku tembak dengan aparat keamanan di lahan pertanian di Provinsi Ismailia.
Baca Juga:
"Enam tersangka ditahan pasukan keamanan," bunyi keterangan Kementerian Dalam Negeri seperti dikutip ABC News.
Juru bicara militer Mesir, Kolonel Tamer el-Rifai, mengatakan, tiga tersangka lainnya tewas di Sinai Tengah. Tetapi Kolonel Tamer tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Menurut laporan situs berita berbahasa Arab, Al Ahram, mengutip keterangan Direktorat Kesehatan Mesir, serangan di Masjid Rawdah, Sinai Utara, pada Jumat 24 November 2017, menewaskan 311 orang termasuk 27 anak dan melukai 128 korban lainnya.Warga Mesir membawa sejumlah jenazah korban serangan bom dan tembakan saat berlangsungnya Salat Jumat di sebuah Masjid Rawdah di ibukota provinsi Sinai Utara, Mesir, 24 November 2017. Korban tewas bertambah, hingga kini tercatat terdapat sekitar 235 orang tewas atas serangan tersebut. AFP PHOTO
Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.
Baca: Serangan Mematikan di Mesir, Ini Kesaksian Imam Masjid
Sejak kepemimpinan Presiden Mohammed Mursi tumbang pada Juli 2013 selanjutnya digantikan oleh Presiden Abdel Fattah el-Sisi, Sinai menjadi daerah paling berdarah di Mesir.