TEMPO.CO, Jakarta - Turki menyatakan berkabung nasional selama satu hari sebagai bentuk kesedihan atas tragedi serangan masjid di Mesir, Jumat, 24 November 2017.
Menurut para pengamat, sikap Turki tersebut untuk membantu upaya normalisasi hubungan antarkedua negara.
Pada Jumat pekan lalu, 309 orang tewas termasuk 27 anak dan 128 korban lainnya luka-luka ketika sekitar 30-an orang bersenjata melemparkan bom ke dalam sebuah masjid.
Baca: Dinilai Campur Tangan, Mesir Usir Dubes Turki
Suasana penuh haru dan duka mendalam mengiringi pemakaman jenazah korban, setelah jenazah disalatkan di masjid setempat. AFP
"Aksi mereka disusul serentetan tembakan secara acak ke arah jamaah yang sedang salat di sebuah masjid di Kota Bir al-Abed, Sinai Utara," tulis Anadolu Agency.
Kantor berita pemerintah ini melaporkan, bendera setengah tiang berkibar di seluruh wilayah Turki, Senin, 28 November 207, untuk menghormati korban serangan.
Kemat Inat, guru besar di Universitas Sakarya, mengatakan, pengumuman berkabung satu hari itu sangat penting bagi Turki sebagai isyarat hubungan internasional.Lampu Menara Eiffel di paris Perancis, jelang dimatikan sebagai penghormatan kepada 235 korban tewas atas serangan mematikan yang terjadi di Masjid Rawdah, Mesir, 24 November 2017. Serangan tersebut terjadi usai umat Muslim melakukan salat Jumat bersama. AFP PHOTO / Thomas SAMSON
"Pernyataan hari berkabung Turki adalah sebuah indikasi jelas bahwa negeri ini menginginkan normalisasi hubungan dengan Mesir," katanya. "Saya yakin Kairo akan memberikan sikap positif terhadap Turki."
Baca: Amerika Cemaskan Krisis Mesir-Turki Vs Israel
Emrah Kekilli, seorang peneliti Yayasan untuk Penelitian Politik, Ekonomi, dan Sosial di
Ankara, mengatakan, "Isu kemanusiaan dapat memberikan kontribusi positif untuk melunakkan hubungan warga Mesir dengan Turki.