TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Malaysia mengusulkan kepada pemerintah untuk mengikuti jejak Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memerangi peredaran obat-obatan terlarang atau narkoba.
"Mengapa kita tidak mengikuti cara Filipina? Semua pecandu narkoba, ayo hadapi mereka tanpa diadili ... Distributor obat bius, tembak saja mereka," kata Moktar Radin, Anggota Parlemen untuk daerah pemilihan Kinabatangan di Sabah dalam debat parlemen, seperti dilansir dari Channel News Asia, 28 November 2017.
Baca: Duterte Ancam Penggal Kepala Aktivis Anti Perang Narkoba
Moktar, yang mewakili UMNO dalam koalisi Barisan Nasional, membuat saran yang sama tahun lalu, yaitu mendesak pemerintah untuk bertindak tegas dengan menembak dan mengadilii para pecandu narkoba dan pelaku perdagangan narkoba.
Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Nur Jazlan Mohamed menolak usul Moktar karena kebijakan Presiden Rodrigo Duterte itu dianggap bertentangan dengan norma internasional dan melanggar hak asasi manusia.
"Kami tidak harus mengikuti mereka (Filipina) karena ini akan membawa banyak implikasi dan tekanan dari pihak luar seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," katanya saat mengakhiri debat di Dewan Rakyat.
Baca: Ribuan Warga Filipina Memprotes Perang Narkoba Duterte
Lebih dari 3.900 tersangka narkoba tewas ditembak dalam sebuah insiden yang oleh polisi diduga membela diri dari penjahat bersenjata. Mantan Wali Kota Davao memang membuktikan janji kampanyenya sejak dilantik menjadi presiden, 30 Juni lalu.
Di antara korban tewas, beberapa di antaranya adalah anak-anak. Sehingga Duterte mendapat kecaman luas, baik dari dalam maupun luar negeri.
Jumlah korban tewas dalam perang narkoba Duterte dilaporkan melampaui jumlah korban tewas kekejaman rezim Marcos yang berkuasa selama dua dekade. Sejak perang narkoba digelar pada Juni 2016, sebanyak 30 anak tewas ditembak polisi.