TEMPO.CO, Paris -- Presiden Perancis, Emmanuel Macron, berupaya menjadi penengah dalam konflik di Lebanon terkait krisis pengunduran diri tiba-tiba Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri.
Macron menyambut Hariri di Paris pada Sabtu, 18 Nopember 2017 waktu setempat. "Keduanya lalu bersantap siang di istana Elysee ," begitu dilansir media France 24, Sabtu, 18 Nopember 2017.
Baca: Eks PM Lebanon Hariri Tiba di Perancis
Sebelumnya, Macron mengatakan akan menerima Hariri dengan level jamuan perdana menteri. Ini karena Lebanon belum menerima pengunduran diri Hariri.
Hariri terlihat didampingi istri Lara al-Azm dan putra tertuanya. Dua anaknya yang lain tidak ikut karena sedang bersekolah di Riyadh. Dia tidak berbicara kepada pers yang menunggu di sekitar rumahnya di Paris.
Baca: Uni Eropa Minta PM Hariri Kembali ke Lebanon
Menurut laporan media France 24 dari istana Elysee, Hariri terlihat santai saat bertemu dengan Macron, yang juga ditemani istrinya.
Hariri tiba di Paris pada Sabtu pagi dan terlihat memasuki rumah pribadinya. Sebelumnya, dia berangkat dari Riyadh, Arab Saudi, yang menjadi kota tempat dia mengumumkan pengunduran dirinya.
Hariri dikabarkan akan kembali ke Lebanon untuk menghadiri acara peringatan Hari Kemerdekaan Lebanon pada Rabu, 22 Nopember 2017.
Sebelum meninggalkan Riyadh, Hariri membantah adanya berita yang menyebutkan dia ditahan oleh kerajaan Arab Saudi.
Lewat cuitan di akun Twitternya, Hariri mengatakan dia datang ke Riyadh untuk berkonsultasi dengan para petinggi kerajaan soal masa depan Lebanon dan hubungannya dengan negara-negara tetangga. Penjelasan ini menyusul pengunduran diri tiba-tiba Hariri pada 4 Nopember 2017 lewat siaran televisi di Riyadh. Dia mengaku merasa terancam keselamatan jiwanya oleh Hizbullah, yang didukung Iran. Hariri sendiri merupakan politisi yang didukung Arab Saudi. Dan Perancis merupakan negara yang pernah menjajah Lebanon.
FRANCE 24