TEMPO.CO, Jakarta - Kekayaan salah seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang disangka korupsi, Pangeran Alwaleed bin Talal, sebesar US$ 18 miliar atau setara dengan Rp 243 triliun.
Pria yang memiliki sejumlah perusahaan di bawah bendera King Holding tersebut kekayaannya sekitar 10 persen dari APBN 2017 Indonesia yang mencapai Rp 2.080 triliun.
Baca: Korupsi, Arab Saudi Menahan Pangeran dan Pecat Menteri
Menurut catatan Forbes, Alwaleed bin Talal, salah satu dari 11 pangeran di Arab Saudi dan puluhan pejabat tinggi lainya yang ditangkap, mengembangkan usahanya di sejumlah negara Barat.Interior mewah di dalam pesawat milik pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud, pesawat tersebut mampu terbang hingga jarak 15.000 km. Pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud, menempatkan sebuah kursi mewah di tengah pesawat tersebut. Pesawat pribadi tersebut pantas dinobatkan sebagai salah satu pesawat termewah di dunia. Dailymail.co.uk
"Dia ditangkap oleh Komite Antikorupsi yang diketuai Putra Mahkota Mohammed bin Salman lantaran diduga korupsi," tulis The Independent.
Pangeran Alwaleed adalah keponakan Raja Salman dan pemilik kerajaan bisnis di bawah bendera Kingdom Holding Company yang menanamkan sahamnya Citigroup dan Twitter.
Selain Pangeran Alwaleed, Komite Antikorupsi Arab Saudi juga menahan Pangeran Miteb bin Abdullah yang menjabat sebagai Komandan Pengawal Nasional. Dia digantikan oleh Pangeran Khaled bin Ayyaf.
"Penunjukan ini sekaligus untuk konsolidasi Pangeran Mohammed mengontrol lembaga keamanan yang sebelumnya dikepalai oleh sejumlah keluarga kerajaan," The Week melaporkan.
Menurut laporan Reuters, penangkapan tersebut merupakan tindakan pre-emptive yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed untuk menyingkirkan tokoh-tokoh kuat saat dia mengontrol negara pengekspor minyak terkemuka di dunia.Menurut rumor, yacht mewah ini dipesan oleh salah satu anggota kerajaan Arab Saudi, Alwaleed Bin Tala Alsaud.Superyachtphoto.com
Seorang pengamat ekonomi dari salah satu negara Teluk yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, tidak ada seorang pun di Arab Saudi yang percaya bahwa korupsi adalah akar dari penangkapan keluarga kerajaan tersebut.
"Akar masalah sesungguhnya adalah konsolidasi kekuatan dan rasa frustasi atas reformasi yang tidak berjalan," katanya.
Baca: Skandal Korupsi Arab Saudi : Pangeran dan Menteri yang Ditahan...
Kristian Coates Ulrichsen, seorang ahli Arab Saudi dari Universitas Rice, mengatakan kepada Associated Press, penahanan ini dirancang untuk memuluskan jalan Putra Mahkota Mohammed menduduki posisi puncak di kerajaan.
THE WEEK