Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Kunjungan Bersejarah Raja Salman ke Komunis Rusia

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang dengan Raja Arab Saudi Salman di Kremlin di Moskow, Rusia, 5 Oktober 2017. Empat hari di Rusia, Raja Salman akan membicarakan tentang minyak dan konflik Suriah. REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang dengan Raja Arab Saudi Salman di Kremlin di Moskow, Rusia, 5 Oktober 2017. Empat hari di Rusia, Raja Salman akan membicarakan tentang minyak dan konflik Suriah. REUTERS
Iklan

TEMPO.CORiyadh - Kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Moskow, Rusia, disebut Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dan Rusia sebagai peristiwa bersejarah. Penguasa tahta kerajaan negara terbesar di Teluk itu, menjadi Raja pertama Arab Saudi yang mengunjungi negara komunis Rusia.

Janji kunjungan yang diberikan oleh negara itu selama bertahun-tahun akhirnya terwujud setelah pada Rabu, 4 Oktober 2017, Raja Salman menginjakkan kakinya di Rusia.

Baca: Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Riyadh dan Moskow telah berselisih selama beberapa dekade. Kedua negara adidaya minyak ini, yang menghasilkan hampir setengah dari minyak mentah dunia selama ini telah bersaing ketat untuk menguasai pangsa pasar. Upaya Moskow yang mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad telah mengadu Rusia dengan Saudi dan negara-negara Arab Sunni lainnya.

Baca: Hacker Asal Rusia Berhasil Mencuri Cybertools NSA

Namun, dalam setahun terakhir, sebuah pendekatan yang tidak terduga antara kedua negara telah dilakukan di tengah hubungan Moskow yang memburuk dengan Amerika Serikat, sekutu utama Arab Saudi.

"Harapan utama kami adalah bahwa kunjungan ini akan memberi dorongan baru yang kuat untuk pengembangan hubungan bilateral, karena potensi hubungan kami jauh lebih kaya daripada situasi de facto," kata juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov

Saudi tidak lagi menuntut pencopotan segera Assad dari kekuasaan sebagai presiden di Suriah. Saudi juga tidak mengecam operasi militer Rusia, yang memasuki tahun ketiganya pada hari Sabtu mendatang, di Suriah.

Pengamat di Moskow mengklaim kunjungan raja ini berkaitan dengan penilaian ulang atas simpati politik terhadap Kremlin di Timur Tengah.

Pengamat mengatakan kebijakan Presiden Donald Trump yang susah diprediksi telah merubah sitasi di Timur Tengah.

"Tiga tahun yang lalu, tindakan Washington sangat penting," kata Anatoly Tsiganok, seorang analis pertahanan yang berbasis di Moskow. "Sekarang, situasi telah berubah, itulah sebabnya sekarang negara-negara Timur Tengah memperhatikan Rusia."

Seorang penasihat Kremlin mengklaim kunjungan Raja Salman terkait dengan kekalahan kelompok oposisi pro-Saudi yang diderita dalam perang Suriah. Selain itu anjloknya harga minyak mentah dunia juga telah berperan penting terhadap hubunggan kedua negara.

Pada pertengahan 2014, harga minyak ambruk dibawah US$ 100 per barel.

Rusia dan Arab Saudi diduga panik, dan mencoba untuk menghasilkan pengurangan produksi minyak yang akan meningkatkan harga. Tapi mereka gagal membuat rencana tindakan, dan Rusia bahkan berjanji untuk meningkatkan produksi.

Raja Salman diperkirakan akan meminta dukungan dan komitmen Rusia untuk memastikan kesepakatan pemotongan produksi berlanjut, menyusul penurunan pendapatan Arab Saudi dari sektor minyak. Arab Saudi dan Rusia sangat bergantung pada ekspor minyak dan turunnya harga minyak mentah yang dimulai pada 2014 mengancam petumbuhan ekonomi kedua negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Desember lalu, Moskow dan Riyadh meyakinkan OPEC dan 11 negara non-OPEC untuk mengurangi ekspor minyak mereka sebesar 1,8 juta barel per hari.

Raja Salman juga telah setuju untuk menandatangani kesepakatan senjata senilai US$ 3 miliar di Moskow. Arab Saudi telah lama berniat memperluas daftar pemasok kebutuhan pertahannya di luar Amerika. Rusia, eksportir senjata terbesar kedua di dunia kemudian menjadi pilihannya.

Meskipun tidak ada rincian mengenai kesepakatan senjata yang telah tersedia, ahli militer Tsiganok mengklaim Riyadh sangat ingin mendapatkan rudal balistik Rusia dan sistem pertahanan udara.

"Sistem itu menunjukkan kemampuan besar mereka di Suriah," katanya.

Rusia juga dapat membantu Arab Saudi mewujudkan ambisi nuklir sipilnya.

Kedua negara adalah sekutu lama yang kemudian mengalami hubungan yang renggang akibat perbedaan ideologi dan perebutan pangsa pasar minyak.

Awal hubungan Saudi-Rusia tampak menjanjikan. Komunis Rusia adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Arab Saudi pada tahun 1926. Namun Riyadh dengan cepat mengutuk upaya Moskow merah untuk mengimpor ideologi komunis ke wilayah tersebut.

Uni Soviet mendukung kaum sosialis di Yaman Selatan dan mendukung pemerintah nasionalis di Mesir, Suriah dan Irak. Raja Khalid mengecam invasi Soviet ke Afghanistan pada tahun 1979, dan keputusan Riyadh untuk meningkatkan produksi minyak pada 1980an menghancurkan ekonomi Soviet.

Sejumlah warga Saudi bertempur dalam perang separatis di Chechnya, dan Moskow menuduh pemimpin Muslim Saudi mencoba menyebarluaskan versi keras Islam di wilayah mayoritas Muslim di Rusia selatan itu.

Namun kunjungan Raka Salman kali ini akan menjadi terobosan perdamaian sejak akhir 1960-an.

Meskipun Alexey Malashenko, seorang pakar senior Timur Tengah di Institut Dialog Peradaban, yang berbasis di Moskow, mengatakan Saudi tidak akan mengorbankan aliansi tradisional mereka dengan AS demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow. Dan, Rusia tidak akan mengambil risiko ketergantungannya pada Iran di Timur Tengah.

"Ini adalah kunjungan yang khas dan penuh dengan harapan," katanya. "Ini bagus, tapi itu tidak akan mengubah apapun."

Dalam jadwal kunjungan, Raja Salman akan menemui Presiden Vladimir Putin pada Kamis untuk membahas sejumlah kerjasama, termasuk pertahanan dan energi. Lalu bertemu dengan Perdana Menteri Dmitry Medvedev pada Jumat, sebelum meninggalkan Rusia pada Sabtu.

AL JAZEERA | YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

1 hari lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

1 hari lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

1 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

1 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

3 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.