Diancam Cina, Presiden Duterte Batal Pergi ke Laut Cina Selatan

Reporter

Kamis, 13 April 2017 13:05 WIB

Pembangunan instalasi radar di salah satu pulau di kepulauan Spartly di Laut Cina Selatan. Asian Maritime Transparency Initiative merilis foto satelit pembangunan radar oleh Tiongkok di kepulauan yang menjadi sengketa beberapa negara. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte membatalkan rencana kunjungan ke pulau sengketa di Laut Cina Selatan setelah Beijing mengeluarkan ancaman. Duterte memilih mengedepankan persahabatan dengan Cina.

Presiden Duterte pekan lalu mengumumkan rencananya menaikkan bendera Filipina di Pulau Thitu dan membentenginya dengan barak serta memasang alarm peringatan.

Baca juga: Presiden Duterte Minta Militer Kuasai Pulau di Laut Cina Selatan

"Kami bersahabat dengan Cina. Demi persahabatan kami membatalkan kunjungan ke sana untuk menggerek bendera Filipina," kata Duterte dalam kata sambutan di depan masyarakat Filipina di Riyadh, Rabu, 12 April 2017.

"Mereka mengatakan, jangan pergi ke sana untuk sementara waktu. Saya akan introspeksi diri sebab kami menghargai nilai persahabatan dengan cina," tambahnya.

Cina mengklaim memiliki hampir seluruh pulau di Laut Cina Selatan yang memiliki nilai perdagangan hingga Rp 66,3 triliun per tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim wilayah tersebut.

Baca juga: Presiden Duterte Minta Militer Kuasai Pulau di Laut Cina Selatan

Presiden Duterte mengatakan, Beijing memperingatkannya bahwa kunjungannya ke sana bakal menuai masalah termasuk kepala negara manapun yang mengklaim pulau tersebut dan menaikkan bendera negara.

Presiden populer ini melakukan kunjungan kenegaraan ke timur Tengah selama seminggu untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi, serta bertemu dengan warga Filipina di luar negeri.

Baca juga: Duterte Naik Pitam, Minta Imam Katolik Telan Sabu

Timur Tengah adalah sumber terbesar kedua pemasukan devisa dari warga Filipina yang bekerja di sana. Menurut data pemerintah, tahun lalu, mereka menyumbangkan devisa negara Rp 100 triliun.

Presiden Duterte yang memperbaiki hubungan hangat dengan Cina mengecam Amerika Serikat karena intervensi pembangunan pulau militer artifisal di zona ekonomi eksklusif Filipina.

Menurut Presiden Duterte, Filipina akan memperkuat pengawasan di kawasan sengketa namun tidak secara militer. Kawasan di Laut Cina Selatan dikendalikan oleh Filipina untuk menjaga keseimbangan geopolitik.

REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

20 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

9 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

20 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

24 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

24 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

24 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

26 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya