Ikhtisar konstruksi permukiman Israel "Har Homa", di Yerusalem, Israel, 28 Oktober 2014. Pemerintah Israel telah menyetujui 1.000 rumah baru yang akan dibangun di lingkungan Yerusalem Timur. Ilia Yefimovich/Getty Images
TEMPO.CO, Gaza - Israel mengumumkan membangun 3.000 rumah baru di daerah pendudukan Tepi Barat, Palestina.
Pengumuman ini disampaikan keempat kalinya oleh Israel kepada publik dalam waktu lebih- kurang dua pekan sejak pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jumat, 20 Januari 2017.
"Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan memberikan izin kepada pihak berwenang membangun 3.000 unit rumah baru di Judea-Samaria," kata kantor Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan, Selasa, 31 Januari 2017.
Sejak pelantikan Trump sebagai Presiden Amerika pada 20 Januari 2017, Israel telah menyetujui pembangunan 566 unit rumah di tiga kawasan di Yerusalem Timur, dan selanjutnya membangun 2.502 unit rumah di Tepi Barat.
Sebelumnya, pada Kamis, 26 Januari 2017, pekan lalu, pejabat berwenang Israel memberikan persetujuan final untuk pembangunan 153 rumah di Yerusalem Timur.
Sikap keras Israel ini sengaja menentang imbauan Barack Obama ketika masih menjabat sebagai Presiden Amerika. Saat itu, Obama meminta Israel menghentikan pembangunan permukiman di daerah pendudukan karena bakal merusak konsep solusi dua negara.
Namun demikian, pengganti Obama, Presiden Donald Trump, justru memberikan dukungan kuat kepada Israel membangun permukiman di Yerusalem Timur tersebut.
"Kami akan membangun dan kami akan melanjutkan pembangunan ini," kata Netanyahu pekan lalu.