EKSKLUSIF DARI PARIS: Saya Muslim, Saya bukan Teroris

Reporter

Jumat, 20 November 2015 20:45 WIB

Anas al-Ayoubi, pengungsi dari Suriah di Paris, Perancis. Purwani Diyah Prabandari/Tempo

TEMPO.CO, PARIS -Seorang pria bertampang Arab berdiri di Place de la Republique, Paris. Di dekat patung yang dikelilingi buket kembang dan beragam surat duka kepada para korban, dukungan ke masyarkat Muslim dan juga Prancis, ia berdiri sambil mengangkat kertas besar di dadanya.

Pesan tulisan berbahasa Prancis dan Arab. “Saya Muslim. Saya bukan teroris. Kami cinta orang-orang di sini, di Prancis,” pria tersebut menerjemahkan tulisan yang dipegangnya kepada Tempo, Kamis 19 November 2015.



Gerimis petang itu tak membuatnya enyah dari plaza yang selalu penuh orang setelah serangan teroris Jumat 13 November 2015 malam lalu di beberapa lokasi yang ramai di Paris, baik yang dengan bom maupun hujan tembakan. Tak pernah lama sendirian, beberapa orang mendatanginya hanya dalam hitungan menit.



Obrolan pun terjadi. Ada yang sebentar, ada pula yang agak panjang. Tak sedikit yang memeluknya. Bahkan seorang perempuan muda merangkulnya lama setelah obrolan agak panjang.


Advertising
Advertising




Pria tersebut adalah seorang pengungsi dari Suriah. Ia adalah Anas al-Ayoubi. Pria 35 tahun ini datang ke Prancis setahun silam, lewat Turki. Ia datang mencari sebuah kehidupan. Namun beberapa serangan teroris di Paris seperti Januari lalu di mana kantor Charlie Hebdo diserang dan Jumat malam lalu membuatnya lebih sulit.



Maka ketika serangan terjadi Jumat malam lalu Anas pun langsung berniat melakukan sesuatu. “Saya sudah empat hari di sini, melakukan ini,” ujarnya. “Dari pukul 3.30 hingga 10 malam.”

SIMAK: Si Cantik, Pengembom Bunuh Diri, Sepupu Otak Teror Paris?



Respon yang diterimanya kebanyakan bagus. Setiap hari ratusan orang menghampirinya. Kebanyakan pada ramah. Banyak yang memberikannya semangat. “Terima kasih untuk pesan yang Anda sampaikan, Anda Muslim dan Anda bukan teroris. Muslim bukan teroris,“ katanya, sambil menambahkan bahwa banyak orang Nasrani yang mendatanginya. Banyak pula yang memeluknya. “Bahkan ada seorang perempuan menangis.”

SIMAK: EKSKLUSIF TEMPO: Saint Denis, Seusai Penggerebekan Teroris Paris



Selama empat hari aksi tersebut hanya dua kali ia mendapat respon negatif. Pertama, seorang pria menghampirinya dan mengatakan langsung kepadanya: Muslim teroris. “Itu dilakukan orang Arab dengan bahasa Arab,” ujarnya.



Kali lain, ada orang yang ngedumel: Islam, teroris…. Anas pun mengajaknya bicara. “Tenanglah, kita bisa bicara, tapi dengan tenang,” Anas mengulang ajakannya ke orang tersebut. Tetapi jawaban yang diterimanya: tidak…tidak… Pria tersebut langsung pergi.





Anas ingin menjelaskan ke publik bahwa tindakan teror bukan atas nama Islam. Ia juga mengucapkan terima kasih bahwa ia diterima selama ini di Paris. Ia menyatakan tak mendapat perlakuan buruk.



Anas tak sendirian di Place de la Republique. Seorang temannya bergabung melakukan aksi serupa. “Ia bilang mau gabung, ya saya ajak saja, ayuk.”

SIMAK: EKSKLUSIF: Serunya Cerita Penggerebekan Teroris Paris



Anas tak khawatir, atau bahkan takut, akan menjadi sasaran kemarahan atau “balas dendam”. Tampang Arab dan janggutnya cukup mengundang perhatian. Apalagi ia berasal dari Suriah, di mana salah satu tersangka teroris memegang paspor Suriah. “Kalau kami harus takut, hanya takut pada Tuhan,” ujarnya.



PURWANI DIYAH PRABANDARI (Paris)



Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

5 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

9 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

15 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

23 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

23 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

24 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

28 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

29 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

33 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

34 hari lalu

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya