Junta Myanmar Mohon Bantuan Asing untuk Atasi Banjir Mematikan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 14 September 2024 11:20 WIB

Lebih dari 18 ribu orang di Myanmar meninggalkan rumah mereka dan setidaknya satu kampung di rendam banjir hingga membuat warga kocar-kacir. Sumber: elevenmyanmar.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin junta Myanmar pada Sabtu 14 September mengajukan permintaan bantuan asing yang jarang terjadi, untuk mengatasi banjir mematikan. Air bah ini telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi sejak perang selama tiga tahun.

Banjir dan tanah longsor telah menewaskan hampir 300 orang di Myanmar, Vietnam, Laos dan Thailand setelah Topan Yagi, yang menyebabkan hujan lebat ketika melanda wilayah tersebut akhir pekan lalu.

Di Myanmar, lebih dari 235.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir, kata junta pada Jumat, menambah kesengsaraan lebih lanjut di negara tempat perang berkecamuk sejak militer merebut kekuasaan pada 2021.

“Pejabat pemerintah perlu menghubungi negara asing untuk menerima penyelamatan dan bantuan yang akan diberikan kepada para korban,” kata Min Aung Hlaing, menurut surat kabar Global New Light of Myanmar.

“Penting untuk melakukan tindakan penyelamatan, bantuan dan rehabilitasi secepat mungkin,” katanya.

Advertising
Advertising

Junta mengumumkan jumlah korban tewas pada Jumat sebanyak 33 orang, sementara sebelumnya pada hari yang sama pemadam kebakaran negara tersebut mengatakan tim penyelamat telah menemukan 36 mayat.

Seorang juru bicara militer mengatakan pihaknya telah kehilangan kontak dengan beberapa wilayah di negara itu dan sedang menyelidiki laporan bahwa puluhan orang terkubur dalam tanah longsor di wilayah pertambangan emas di wilayah tengah Mandalay.

PEMBATASAN BANTUAN

Militer Myanmar sebelumnya telah memblokir atau menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri.

Tahun lalu mereka menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan yang mencoba menjangkau sekitar satu juta korban Topan Mocha yang melanda bagian barat negara itu.

Pada saat itu PBB mengecam keputusan tersebut sebagai keputusan yang “tidak dapat diduga”.

Setelah topan Nargis menewaskan sedikitnya 138.000 orang di Myanmar pada 2008, junta dituduh menghalangi bantuan darurat dan pada awalnya menolak memberikan akses kepada pekerja dan pasokan kemanusiaan.

Truk-truk militer membawa perahu penyelamat kecil ke daerah-daerah yang dilanda banjir di sekitar ibu kota Naypyidaw yang dibangun militer pada Sabtu.

Pada Jumat, ratusan penduduk desa mengarungi atau berenang melalui air setinggi dagu untuk menyelamatkan diri setelah banjir di sekitar ibu kota.

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka berlindung di pepohonan semalaman untuk menghindari amukan air banjir di bawah.

Media pemerintah menyebutkan banjir di kawasan sekitar ibu kota telah menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan menara listrik, gedung, jalan, jembatan, dan rumah.

Lebih dari 2,7 juta orang telah mengungsi di Myanmar akibat konflik yang dipicu oleh kudeta junta pada tahun 2021.

Pilihan Editor: Banjir di Myanmar Memaksa Lebih dari 27.000 Orang Mengungsi

CHANNEL NEWSASIA

Berita terkait

Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

11 menit lalu

Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

Seorang siswa Jepang berusia 10 tahun meninggal satu hari setelah ditikam di dekat sekolahnya di China selatan

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Hentikan Sementara Ekspor Senjata ke Israel

5 jam lalu

Jerman Disebut Hentikan Sementara Ekspor Senjata ke Israel

Izin ekspor senjata yang diterbitkan Jerman pada tahun ini mengalami penurunan dengan total hanya 14.5 juta euro.

Baca Selengkapnya

Thailand Larang Pemotretan Prewedding dan Iklan di Kuil Kerajaan

5 jam lalu

Thailand Larang Pemotretan Prewedding dan Iklan di Kuil Kerajaan

Terletak di dekat Istana Agung Thailand dan Wat Pho, Bangkok, Wat Rajabopit dibangun pada masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (Rama V) pada 1869

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

13 jam lalu

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

Air mulai naik di sejumlah titik area baru, bahkan di Republik Cek ada korban tewas. Ini adalah musibah banjir terburuk di Eropa dalam 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

19 jam lalu

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

Anies dan Fery Farhati menerima keluarga Gaza di rumahnya dan menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Selengkapnya

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

1 hari lalu

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

Eropa tengah dilanda banjir yang meluas dari Polandia hingga ke Rumania.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

1 hari lalu

Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

Ledakan pager di Lebanon sebabkan lebih dari 300 orang kehilangan kedua tangannya, 150 hancur perutnya dan sejumlah orang kehilangan mata

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

1 hari lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

1 hari lalu

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

Setidaknya sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal penyeranta (pager) di Lebanon

Baca Selengkapnya