Donald Trump Vs Kamala Harris, Siapa Pemenang Debat Capres AS?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 12 September 2024 09:56 WIB

Layar menampilkan debat presiden yang diselenggarakan oleh ABC antara calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden AS Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 10 September 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein

TEMPO.CO, Jakarta - Debat perdana antara Donald Trump dan rivalnya Kamala Harris dalam bursa pemilihan presiden Amerika Serikat, telah rampung digelar. Di antara kedua kandidat tersebut, siapakah yang lebih unggul?

Pada jam-jam setelah debat pertama antara Kamala Harris dan Donald Trump, komentator politik dan jajak pendapat tidak resmi tampaknya sebagian besar menobatkan Harris sebagai pemenang malam itu. Sebuah jajak pendapat CNN mengungkapkan bahwa para pengamat debat menyatakan Kamala Harris sebagai pemenang dengan selisih suara 63-37. Sebuah jajak pendapat YouGov menyatakan Harris menang dengan selisih suara 43-28 di antara para pemilih terdaftar. Bahkan para pakar di Fox News, jaringan TV konservatif, setuju bahwa ia mengalahkan Trump.

Kamala Harris mengguncang Trump, memancingnya dan membalas serta memeriksa fakta beberapa klaim Trump yang paling berlebihan. Harris lebih percaya diri dan meninggalkan panggung debat dengan gembira. Sebaliknya Donald Trump kelihatan marah.

Jajak pendapat resmi pascadebat dari pemilih yang belum menentukan pilihan belum dirilis dan akan memakan waktu beberapa hari. Namun apakah Harris benar-benar menang, atau Trump hanya gagal total dan menjadikannya pemenang?

Sejumlah pakar mengatakan Kamala Harris sukses memancing Donald Trump, namun ia tak menjabarkan rencana kebijakannya bila terpilih sebagai presiden.

Advertising
Advertising

Tammy R Vigil, seorang profesor media di Universitas Boston yang berfokus pada komunikasi politik mengatakan bahwa Harris mengeksploitasi kelemahan Trump untuk keuntungannya, namun dia gagal merinci tentang rencana kebijakannya.

"Harris memenangkan debat karena dia tahu persis tombol mana yang harus ditekan untuk membantu Trump mengekspresikan dirinya dengan cara yang paling menunjukkan karakternya," kata Vigil. "Kontennya sangat jarang berdasarkan fakta dan sering kali sangat bergantung pada dorongan respons emosional daripada respons rasional dari pemirsa. Dia melakukan hal yang sama tadi malam."

"Harris telah mengadopsi karakter jaksa penuntut selama kampanye ini," kata David A Frank, seorang profesor retorika di Universitas Oregon. "Strateginya dalam debat ini adalah untuk mengadili Trump," tambahnya.

Beberapa pakar membandingkan sikap Trump pada Selasa malam dengan debat presiden sebelumnya tahun ini. Dalam debat dengan Joe Biden, Trump lebih tenang dan berfokus pada pesan yang ingin disampaikan.

"Dalam debat Harris-Trump, sebaliknya, ejekan, sindiran, dan hinaan kecil Harris yang terus-menerus tampaknya berperan besar dalam menyebabkan Trump tampil buruk, dengan cercaan yang semakin marah dan tidak koheren," ujarnya. "Jadi dalam hal itu, Harris memang secara aktif menyebabkan Trump kalah, meskipun lebih karena secara aktif menyebabkan Trump bertindak buruk daripada secara aktif menampilkan dirinya dalam citra terbaik."

Donald Trump mengungkap sejumlah pernyataan yang keliru. Ia antara lain menuduh Kamala Harris membeli Yahudi dan Israel, serta pengungsi Haiti yang memakan binatang peliharaan.

AL JAZEERA

Pilihan editor: Ratusan Anak-anak di Panti Sosial Malaysia Diduga Alami Kekerasan dan Pelecehan Seksual

Berita terkait

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

2 jam lalu

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

Meskipun sempat tersandung pada beberapa isu di awal, Kamala Harris mampu mengendalikan sebagian besar dalam debat.

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

2 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

5 jam lalu

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

Billie Eilish dan Finneas mendukung Kamala Harris dalam Pemilu AS 2024, menyerukan pemilih untuk menolak ekstremisme dan melindungi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

6 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

8 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

21 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

22 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

1 hari lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya