Ribuan Warga Israel Protes setelah Temuan 6 Jenazah Sandera, Apa yang Mereka Tuntut?
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 2 September 2024 10:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan menuntut kesepakatan gencatan senjata dan serikat buruh utama Israel menyerukan pemogokan setelah enam tawanan kembali ditemukan tewas di Gaza.
Bentrokan antara para pengunjuk rasa dan pasukan keamanan dilaporkan terjadi pada Minggu malam, 1 September 2024, dalam salah satu demonstrasi anti-pemerintah terbesar di Israel sejak perang Gaza dimulai hampir 11 bulan yang lalu.
Federasi serikat buruh terbesar di Israel, Histadrut menyerukan unjuk rasa untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober 2024. Mereka mengklaim telah didukung oleh produsen dan pengusaha utama Israel di sektor teknologi tinggi. Aliansi dari beberapa suara yang paling kuat dalam ekonomi Israel mencerminkan skala kemarahan publik atas kematian enam tawanan.
Layanan kota di pusat ekonomi Israel, Tel Aviv, juga akan ditutup pada Senin.
Apa yang dituntut pengunjuk rasa?
Para pengunjuk rasa meneriakkan "Sekarang! Sekarang!" dan menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas untuk membawa pulang para tawanan yang masih ada.
Banyak warga Israel memblokir jalan-jalan di Tel Aviv dan berdemonstrasi di luar kantor Netanyahu di Yerusalem Barat. Dalam sebuah pernyataan, Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang, yang mewakili keluarga para tawanan yang ditahan di Gaza, mengatakan bahwa kematian keenam sandera Israel tersebut merupakan akibat langsung dari kegagalan Netanyahu untuk mendapatkan kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan membawa pulang orang-orang yang mereka cintai.
"Mereka semua dibunuh dalam beberapa hari terakhir, setelah bertahan selama hampir 11 bulan mengalami pelecehan, penyiksaan dan kelaparan di tawanan Hamas," kata forum tersebut.
Gil Dickmann, sepupu Carmel Gat, yang jenazahnya termasuk di antara mereka yang dipulangkan, mendesak warga Israel untuk memberikan lebih banyak tekanan pada pemerintah mereka. "Turunlah ke jalan dan tutup negara ini sampai semua orang kembali. Mereka masih bisa diselamatkan," tulis Dickmann di X.
Apa kata Netanyahu?
Perdana Menteri Israel pada Minggu menolak bertanggung jawab atas kematian enam sandera yang mayatnya baru-baru ini ditemukan di Jalur Gaza selatan, lapor Anadolu Agency. Ia malah terus menyalahkan Hamas.
"Israel tidak akan berhenti sampai menangkap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan enam sandera," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Netanyahu mengutuk kelompok Palestina Hamas atas penolakannya untuk terlibat dalam "negosiasi yang tulus".
Dia mengklaim bahwa kelompok perlawanan itu "menghalangi" upaya untuk mengamankan pembebasan para sandera yang tersisa dan merongrong keamanan Israel, dan menambahkan bahwa Israel "berkomitmen untuk mencapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang tersisa dan memastikan keamanan Israel."
"Siapa pun yang membunuh para sandera tidak menginginkan kesepakatan," tambahnya.
<!--more-->
Apa kata mereka tentang kebijakan Netanyahu?
Gideon Levy, kolumnis surat kabar Haaretz Israel, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Netanyahu telah membela partai-partai sayap kanan dalam pemerintahannya yang menentang konsesi apa pun kepada Hamas.
"Mereka [partai-partai] tidak peduli dengan para sandera," katanya.
Levy menekankan bahwa di dalam Partai Likud Netanyahu, kelompok terbesar dalam pemerintahan, Netanyahu memegang banyak kekuasaan dan partai tersebut mendukungnya.
"Oleh karena itu, tantangan dari dalam pemerintahan sangat terbatas," katanya. "Tantangan yang sebenarnya, yang mungkin terjadi, adalah turun ke jalan, tetapi masih terlalu dini untuk menilai."
Siapa saja yang mendukung unjuk rasa?
Selain keluarga korban penculikan, ada beberapa elemen yang mendukung unjuk rasa terhadap Netanyahu, yaitu:
Federasi Serikat Buruh
Federasi serikat buruh terbesar di Israel, Histadrut, menyerukan pemogokan umum untuk menekan pemerintah agar menandatangani kesepakatan gencatan senjata.
Serikat pekerja tersebut mengatakan bahwa Bandara Ben Gurion, pusat transportasi udara utama Israel, akan ditutup mulai pukul 08:00 (05:00 GMT) pada Senin, karena bertujuan untuk menutup atau mengganggu sektor-sektor utama ekonomi Israel, termasuk perbankan dan perawatan kesehatan.
"Kesepakatan lebih penting daripada apa pun," kata kepala Histadrut, Arnon Bar-David. "Kami mendapatkan kantong mayat dan bukannya kesepakatan."
Asosiasi Produsen Israel
Asosiasi Produsen Israel mengatakan bahwa mereka mendukung aksi mogok kerja tersebut dan menuduh pemerintah telah gagal dalam "kewajiban moral" untuk membawa pulang para tawanan dalam keadaan hidup.
"Tanpa kembalinya para sandera, kita tidak akan bisa mengakhiri perang, kita tidak akan bisa merehabilitasi diri kita sendiri sebagai sebuah masyarakat dan kita tidak akan bisa mulai merehabilitasi ekonomi Israel," kata kepala asosiasi Ron Tomer.
Pemimpin Oposisi Israel
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menyerukan pada hari Minggu untuk melakukan aksi mogok kerja guna menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang tersisa di Jalur Gaza.
Lapid, yang juga merupakan mantan perdana menteri, menyerukan kepada setiap warga Israel "yang hatinya hancur pagi ini" untuk bergabung dengan protes besar di Tel Aviv pada hari itu. Dia juga meminta serikat buruh utama Israel, perusahaan-perusahaan dan pemerintah kota untuk melakukan mogok kerja.
<!--more-->
Apa kata menteri-menteri Israel?
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah meminta Jaksa Agung negara itu Gali Baharav-Miara untuk mengajukan permohonan mendesak ke pengadilan untuk memblokir rencana pemogokan nasional.
Dalam suratnya, Smotrich berargumen bahwa pemogokan tidak memiliki dasar hukum karena bertujuan untuk secara tidak benar mempengaruhi keputusan kebijakan yang signifikan dari para politisi mengenai isu-isu yang berkaitan dengan keamanan negara.
Ia juga mengatakan bahwa pemogokan besar-besaran - yang akan menutup negara ini termasuk penerbangan keluar - memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan yang akan menyebabkan kerusakan ekonomi yang tidak perlu di masa perang.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mendesak Netanyahu untuk membuat kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas untuk membawa pulang para sandera yang tersisa dari Gaza, setelah enam dari mereka yang diculik pada tanggal 7 Oktober telah dibawa pulang.
"Sudah terlambat bagi para korban penculikan yang dibunuh dengan darah dingin. Para korban penculikan yang masih berada dalam tawanan Hamas harus dipulangkan," katanya di platform media sosial X.
"Kabinet politik-keamanan harus segera bersidang dan membalikkan keputusan yang dibuat pada hari Kamis," katanya, mengacu pada keputusan kabinet untuk bersikeras mempertahankan pasukan di koridor yang disebut sebagai koridor Philadelphia, di sepanjang tepi selatan Gaza.
Desakan Netanyahu untuk mempertahankan pasukan di koridor tersebut untuk mencegah Hamas menyelundupkan senjata dari Mesir, secara luas dilihat sebagai salah satu hambatan utama untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas dalam perundingan yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar.
Gallant telah berulang kali berselisih dengan Netanyahu dan para menteri nasionalis religius garis keras mengenai perlunya mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan membawa pulang para sandera yang tersisa dengan imbalan para tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berlangsung berbulan-bulan, dan banyak yang menyalahkan Netanyahu karena gagal mencapai kesepakatan.
Militer Israel telah menewaskan sedikitnya 40.738 orang dan melukai 94.154 orang dalam perangnya di Gaza sejak 7 Oktober. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober, dengan sekitar 250 orang ditawan oleh kelompok tersebut.
Tentara Israel telah mengakui kesulitan untuk menyelamatkan puluhan tawanan yang tersisa dan mengatakan bahwa hanya kesepakatan yang dapat membawa pengembalian dalam skala besar.
AL JAZEERA | REUTERS | ANADOLU
Pilihan Editor: Reaksi atas Ditemukannya Enam Jenazah Sandera Israel di Terowongan Gaza